TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Lima langkah strategis yang akan dicapai Stasiun Karantina Pertanian Mamuju ekspor komoditas pertanian Sulawesi Barat (Sulbar).
Diantaranya, meningkatkan volume ekspor, mendorong pertumbuhan ekspor baru, menambah ragam komoditas ekspor, meningkatkan frekuensi, dan menambah negara mitra dagang.
Hal tersebut, terungkap pada Focus Group Discasion (FGD) akselerasi ekspor komoditas pertanian Sulbar di Tribun Gedung Merah Putih Pemprov Sulbar, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Kecamatan Simboro, Selasa (24/8/2021).
Baca juga: Pria Asal Bojonegoro Gantung Diri di Kantor Usai Tinggalkan Surat Wasiat Berisi Catatan Utang Pinjol
Baca juga: Wanita 60 Tahun Asal Wonomulyo Polman Dinyatakan Positif Covid-19 saat Meninggal
Turut hadir Kepala BI Sulbar, Hermanto, Kepala DJPB Sulbar Imik Eko Putro, Kepala Sabandar Pelabuhan Belang-belang, para pengusaha, dan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).
"Saya berharap ini akan merangkum pemikiran para peserta FGD untuk memaksimalkan pendayagunaan sektor pertanian," kata Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar.
Mengingat, di masa pandemi Covid-19 sektor pertanian terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan.
Berdasarkan data BPS Sulbar tahun 2021, pertumbuhan ekonomi daerah pada triwulan ke-II tumbuh sebesar 5,44 persen, jika dibandingkan dengan triwulan ke-II tahun 2020.
Sementara, data sistem Automatisasi Badan Karantina Pertanian (Iqfast), capaian kinerja ekspor komoditas pertanian Sulawesi Barat Januari – Agustus 2021 senilai 2,56 Trilyun.
"Ini meningkat 67,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama hanya Rp 1,56 trilyun," ujar Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Agus Karyono.
Kenaikan yang signifikan ini disebabkan karena tingginya permintaan negara tujuan dan kenaikan harga.
Masih didominasi oleh produk turunan sawit Crude Palm Oil (CPO).
Baca juga: Onwer Rumah Makan Tepi Galung, Kusnadi Berbagi Cerita di Studio Tribun-Sulbar.com
Baca juga: Sapi Anda Masih Berkeliaran di Kota Mamuju? Siap-siap Dipotong untuk Dibagikan ke Warga
Cangkang sawit terdapat tujuh negara tujuan ekspor Sulawesi Barat yaitu China, Pakistan, Korea Selatan, Rusia, Philipina, Jepang dan Bangladesh.
Komoditas ekspor yang belum tercatat atas nama Sulawesi Barat antara lain Briket Batok Kelapa, Kakao, Getah Pinus, Nilam dan Sarang Burung Walet.
"Tahun 2020 - 2024 Pemerintah fokus mengembangkan komoditas Porang dan Sarang Burung Walet, karena permintaan dunia yang tinggi dan terus meningkat," bebernya.
Khusus sarang burung wallet, selama ini ekspornya dilakukan oleh Jawa tengah dan Jawa Timur karena di Sulbar belum ada industri pembersihan dan pemanasannya.