Opini

Prisma Pemikiran Gus Dur

Banyak yang salah paham tentang Gus Dur, mulai dari  pemikiran keislamannya, cara memimpin NU, sewaktu jadi presiden

Editor: Abd Rahman
dok Ilham Sopu
Ilham Sopu, salah satu cendikiawan Muslim asal Kabupaten Polman, Sulawesi Barat, sehari-hari sebagai pengajar di salah satu pondok pesantren di Pambusuang. 

Gus Dur ingin perlakuan terhadap berbagai kelompok aliran yang ada di Indonesia sesuai dengan jaminan undang-undang. Sangat kental jiwa patriotisme yang dimiliki oleh seorang Gus Dur, sangat menginginkan Indonesia yang berbhinneka dan plural tetap dipertahankan sebagai bagian ajaran keagamaan yang universal.

Hirarki berikutnya yang menjadi perhatian Gus Dur adalah organisasi yang menjadi tempat berpijak dalam pengembangan intelektualnya adalah NU, Gus Dur tidak bisa dipisahkan dari NU, bahkan ada muncul ungkapan bahwa Gus Dur itu adalah NU dan NU adalah Gus Dur.

Bahkan Gus Dur lah yang berhasil mengembangkan NU menjadi organisasi yang sangat maju, modern, bukan hanya maju dalam mempertahankan  aspek kultural dalam beragama tapi yang lebih menonjol pada masa kepemimpinan Gus Dur adalah aspek pemikiran atau intelektual, Gus Dur telah berhasil meletakkan aspek-aspek intelektual dan keilmuan dalam tubuh NU, kebesaran dan berlimpahnya kader NU itu tidak terlepas dari jasa-jasa Gus Dur, Gus Dur menjadi rujukan sentral oleh para cendekiawan muda NU yang akan melanjutkan tali estafet kepemimpinan NU ke depan.

Generasi-generasi pelanjut NU sekarang ini sangat banyak, NU kebanjiran kader, banyak kader-kader muda NU yang sangat matang dengan keilmuan tradisional karena memang lahir pendidikan pesantren  dan juga ilmu-ilmu modern juga tidak terlepas dari bagian keilmuan yang mereka pelajari, dalam kepengurusan NU sekarang ini khususnya di tingkat pusat banyak diisi oleh kader-kader muda yang tingkat keilmuannya sangat memadai dan memiliki pemikiran moderat dan punya wawasan kebangsaan yang luas. 

Mereka ini adalah para pelanjut pemikiran Gus Dur, semoga para Gus Dur-Gus Dur muda ini akan tetap menghiasi NU ke depan sehingga dapat memperjuangkan keislaman yang moderat, keindonesiaan dan kemanusiaan sebagaimana yang menjadi visi besar Gusdur.(*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved