Pasangkayu

6.273 Penerima Bantuan Beras di Pasangkayu 2025, Bulog Dorong Validasi Data

Wahyudin menjelaskan, proses validasi data terus dilakukan untuk memastikan bantuan tepat sasaran

|
Penulis: Taufan | Editor: Abd Rahman
Taufan
HARGA BERAS-Rapat koordinasi Bulog Sulbar bersama Komisi II DPRD Pasangkayu dan dinas terkait membahas upaya menekan harga beras, berlangsung di kantor DPRD Pasangkayu, Rabu (23/7/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM,PASANGKAYU- Jumlah penerima bantuan pangan beras (PBP) di Kabupaten Pasangkayu mengalami penurunan signifikan pada tahun 2025. 

Dari sebelumnya 7.971 penerima pada tahun 2024, kini hanya tersisa 6.273 penerima.

Penurunan ini berdasarkan pembaruan data dari pusat, yang telah disesuaikan dengan hasil verifikasi terbaru. 

Baca juga: Massa AMARAH Geruduk Polresta Mamuju, Tuntut Oknum Anggota DPRD Mamuju Ditangkap

Baca juga: Layanan Pemerintahan Lumpuh, Kantor Desa Tapandullu Disegel Warga, Desak Pj Kades Mundur

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bulog Cabang Mamuju, Muhammad Wahyudin, usai mengikuti rapat bersama Komisi II DPRD Pasangkayu di Kantor DPRD Pasangkayu, Jl Abdul Muiz, Kelurahan Pasangkayu, Rabu (23/7/2025).

Wahyudin menjelaskan, proses validasi data terus dilakukan untuk memastikan bantuan tepat sasaran. 

Ia juga menanggapi laporan dari beberapa desa terkait adanya nama penerima bantuan yang tidak dikenali atau sudah meninggal dunia.

Menurutnya, pemerintah desa dan kelurahan sudah memiliki mekanisme pengalihan beras kepada warga lain yang memenuhi kriteria. 

“Jika penerima bantuan sudah tidak ada, berasnya disalurkan ke pengganti yang memang layak menerima,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya peran aktif pemerintah desa dalam memperbarui data secara berkala. 

Kesalahan data bisa berdampak pada tidak tepatnya penyaluran dan memicu ketidakpuasan di masyarakat.

“Harapan kami, ke depan pendataan bisa lebih akurat. Bantuan ini harus betul-betul menyentuh warga yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.

Selain itu, Wahyudin turut menyoroti harga gabah yang saat ini masih tinggi di tingkat petani. 

Harga gabah tembus Rp8.000 per kilogram, padahal seharusnya berada di angka Rp6.500 per kilogram.

Menurutnya, tingginya harga gabah berdampak pada harga beras yang ikut naik di pasaran. 

Untuk itu, pihak Bulog akan terus memantau perkembangan harga dan bersinergi dengan instansi terkait untuk menjaga stabilitas.

“Kalau harga gabah tidak terkendali, harga beras juga susah ditekan. Ini harus menjadi perhatian bersama,” tutupnya.(*)


Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Taufan

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved