Harga Beras Naik
Pedagang Beras di Mamuju Keluhkan Aplikasi Klik SPHP, Dianggap Mempersulit
Jamaluddin mengatakan penggunaan aplikasi klik SPHP tersebut justru menambah beban kerja pedagang yang sibuk melayani pembeli.
Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pedagang Pasar Baru Mamuju mengeluhkan aplikasi Klik SPHP yang dinilai amat sangat memberatkan pedagang.
Setiap pedagang yang telah menjual beras SPHP, wajib melaporkan penjualannya kepada Bulog elalui aplikasi Klik SPHP.
"Ini yang bikin kami pusing. Masa setiap ada dua karung terjual harus langsung dilaporkan," keluh seorang pedagang di Pasar Baru Mamuju, Jamaluddin kepada Tribun-Sulbar.com, Minggu (20/7/2025).
Menurutnya, penggunaan aplikasi tersebut justru menambah beban kerja pedagang yang sibuk melayani pembeli.
Ia bahkan menunjukkan langsung proses pelaporan melalui ponselnya dan menyebut aplikasi cukup rumit.
Baca juga: Kunjungan ke Majene, Mentan Amran Ingatkan Pedagang Jangan Permainkan Harga Beras: Akan Saya Tindak!
Baca juga: Beras SPHP Sudah Edar TapI Harga Beras di Mamuju Tidak Kunjung Turun
"Coba lihat ini, ribet sekali. Bagaimana dengan penjual yang sudah tua, tidak pernah pakai android. Ini memberatkan sekali," lanjutnya.
Ia tidak menolak tujuan dari penerapan sistem digital ini yang memang untuk transparansi dan pengawasan penyaluran beras SPHP agar tepat sasaran.
Namun, ia berharap pemerintah bisa mempertimbangkan kenyataan di lapangan.
"Bagus sebenarnya untuk memantau, tapi lebih baik kalau jangan dipersulit. Kalau ini tidak dilakukan (pakai aplikasi), maka akan dapat sanksi, kerja sama kita dengan Bulog tidak dilanjutkan," tutup Jamaluddin.
Harga Belum Turun
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sudah didistribusikan Bulog ke sejumlah pasar tradisional di Mamuju, termasuk Pasar Baru di Jalan Abdul Syakur, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju.
Pantauan Tribun-Sulbar.com pada Minggu (20/7/2025), sejumlah pedagang di Pasar Baru sudah mulai menjual beras SPHP yang ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.
Seorang pedagang, Jamaluddin mengaku telah menerima pasokan SPHP sejak Rabu (16/7/2025) lalu.
"Iya, sejak Rabu sudah turun dari Bulog. Kalau saya dapat 1 ton," ujar Jamaluddin saat ditemui di lapaknya.
Beras SPHP dijual seharga Rp11 ribu per kilogram, atau Rp60 ribu untuk kemasan 5 kilogram.
Ia mengaku telah menjual sekitar 100 karung beras ukuran 5 kg.
Meski demikian, masuknya beras SPHP ke pasar belum memberikan dampak signifikan terhadap harga beras secara umum.
Harga beras di pasaran masih terbilang tinggi.
"Harga beras sampai sekarang masih mahal, belum turun harga," tambah Jamaluddin.
Saat ini, beras medium non-SPHP dijual Rp 15 ribu per liter, sementara beras premium mencapai Rp 16 ribu per liter.
Untuk kemasan 5 kg, beras medium dibanderol Rp 80 ribu dan premium Rp 85 ribu.
Sedangkan beras kemasan 10 kg medium Rp 165 ribu dan premium Rp 170 ribu sedangkan 25 kg masing-masing dijual seharga medium Rp 385 ribu, Premium Rp 405 ribu.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Suandi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.