Harga Beras Naik

Beras Mahal, Warga Wonomulyo Polman Ramai-ramai Beli Jagung untuk Konsumsi

Pedagang pasar, Nurbaya, mengaku dalam dua pekan terakhir, permintaan terhadap beras jagung cukup tinggi.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
BERAS MAHAL - Warga saat membeli jagung yang nantinya dicampur dengan beras di Pasar Induk Wonomulyo, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo, Polman, Sulbar, Rabu (16/7/2025). Warga banyak mencari jagung lantaran harga beras di pasar semakin mahal. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN – Jagung sebagai pengganti beras mulai banyak diburu warga di Pasar Induk Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Rabu (16/7/2025).

Fenomena ini terjadi di tengah kenaikan harga beras yang kini mencapai Rp 16.500 per kilogram.

Jagung dijadikan sebagai bahan pangan alternatif, yang oleh warga kerap disebut sebagai "beras jagung", karena harganya lebih terjangkau, yakni Rp 7.500 per kilogram.

Baca juga: 6.273 KK di Pasangkayu Akan Terima Bantuan Beras 20 Kg, Besok Mulai Disalurkan

Baca juga: 15.833 Keluarga Penerima Manfaat di Mamasa Bakal Terima Bantuan Pangan dari Kemensos

Pedagang pasar, Nurbaya, mengaku dalam dua pekan terakhir, permintaan terhadap beras jagung cukup tinggi.

“Saat harga beras mahal, jagung sebagai pengganti banyak diminati karena harganya lebih terjangkau,” ungkap Nurbaya saat ditemui wartawan.

Ia menjelaskan, rata-rata pembeli membeli dua kilogram jagung dengan harga Rp 15 ribu. Jagung itu biasanya dicampur dengan beras untuk menyiasati mahalnya harga beras.

Pedagang asal Wonomulyo ini mengaku menjajakan sekitar 40 karung jagung konsumsi sebagai pengganti beras.

“Alhamdulillah, setiap hari pasar 40 karung itu laku semua. Memang dua pekan terakhir ini banyak yang cari,” ujarnya.

Nurbaya menambahkan, meski permintaan meningkat, harga beras jagung tetap stabil dan tidak mengalami kenaikan.

Ia menyebut, beras jagung yang dijualnya berkualitas baik, layak dan aman dikonsumsi.

Sementara itu, salah satu pembeli, Sarlinda, mengaku sudah mulai beralih membeli jagung sejak sepekan terakhir.

“Ini sudah dua kali saya beli. Pekan lalu juga beli. Kita campur dengan beras supaya beras tidak cepat habis,” kata Sarlinda kepada wartawan.

Ia mulai beralih ke jagung karena harga beras yang mahal. Jagung tersebut tetap dicampur dengan beras agar anak-anak di rumah tetap mau mengonsumsinya.

Sarlinda berharap harga beras bisa segera kembali normal seperti sebelumnya, yang berada di kisaran Rp 11 ribu per kilogram.

“Kita khawatir harganya terus naik, jadi dicampur dengan beras supaya anak-anak juga tetap suka makannya,” bebernya.

Sebelumnya diberitakan, harga beras di Kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, mengalami kenaikan pada Sabtu (5/7/2025).

Terpantau, harga beras di salah satu kios tembus hingga Rp 410 ribu per kemasan 25 kilogram. Sebelumnya, harga beras berada di kisaran Rp 350 ribu per 25 kilogram.

Kenaikan harga ini disebabkan oleh stok beras yang menipis di pasaran. Harga beras medium saat ini berada di kisaran Rp 16 ribu per kilogram, namun stoknya sudah kosong selama dua pekan terakhir.

Kenaikan harga beras ini terjadi sejak akhir Mei 2025, dan terus merangkak naik dalam sebulan terakhir.

Pedagang beras di Pasar Sentral Pekkabata, Ilham, mengatakan bahwa harga beras terus naik sejak akhir Mei hingga kini mencapai Rp 410 ribu per 25 kilogram.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved