Tahun Ajaran Baru 2025

15 Siswa Baru di Majene Ditolak Sekolah, Koordinator SPMB Sahri Bunga : Dipindah ke Sekolah Lain

Ironisnya, SDN 20 Rangas sudah dinyatakan penuh sesuai kapasitas maksimum yang diatur, yakni 28 siswa per rombongan belajar (rombel)

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Abd Rahman
Anwar Wahab/Tribun-Sulbar.com
SPMB 2025 - Tampak depan Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Majene di Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulbar, Senin (23/6/2025). Disdikpora Majene tunda pengumuman hasil SPMB jalur mutase dan domisili. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE  -  Awal tahun ajaran baru 2025/2026 diwarnai kegelisahan bagi sejumlah orang tua murid di Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulbar, Senin (14/7/2025).

‎15 calon siswa baru di SDN 20 Rangas tidak tertampung akibat keterbatasan ruang kelas.

‎Meskipun Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Majene telah melakukan distribusi siswa ke sekolah terdekat, masih ada 15 anak yang hingga kini belum mendapatkan bangku sekolah karena orang tua bersikeras anaknya tetap masuk ke SDN 20 Rangas.

‎SDN 20 Rangas tahun ini menerima 54 pendaftar, sementara daya tampungnya hanya 28 siswa.

Baca juga: Masjid Baharuddin Lopa Diresmikan, SDK Perkenalkan Sosok Ikon Hukum Indonesia

Baca juga: SDK Akan Gelar Gubernur Cup, Febri: Bukti Komitmen Pemerintah Kembangkan Budaya dan Olahraga

‎Koordinator SPMB Majene, Sahri Bunga, mengatakan bahwa dari 26 mayoritas siswa yang tertolak telah didistribusikan ke sekolah lain, yang masih memiliki kuota kosong.

‎“Kami sudah lakukan pertemuan dan fasilitasi. Sebagian besar siswa sudah diterima di sekolah lain. Namun masih ada 15 anak yang tidak sekolah karena orang tua menolak solusi itu dan tetap menginginkan anaknya masuk ke SDN 20 Rangas,” jelas Sahri, Senin (14/7/2025).

‎Ironisnya, SDN 20 Rangas sudah dinyatakan penuh sesuai kapasitas maksimum yang diatur, yakni 28 siswa per rombongan belajar (rombel).

‎Karena tidak ada ruang tambahan, permintaan orang tua untuk tetap menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut belum bisa dipenuhi.

‎Menanggapi kondisi ini, pemerintah daerah tidak tinggal diam. Sahri mengungkapkan bahwa Bupati Majene telah menyurati Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi agar SDN 20 Rangas mendapat izin membuka satu rombel tambahan sebagai solusi jangka pendek.

‎“Upaya sudah dilakukan, termasuk bersurat ke kementerian. Harapannya bisa dibuka satu rombel tambahan agar anak-anak yang tersisa tetap bisa bersekolah di tempat yang mereka inginkan,” tambahnya.

‎Sebagian dari mereka telah dialihkan ke SDN 18, SDN 19, dan SDN 34 Rangas. 

Namun, masih terdapat 15 anak yang belum mendaftar ulang karena orang tuanya menolak sekolah alternatif yang ditawarkan.

‎Jika permohonan itu disetujui, maka SDN 20 Rangas dapat menerima sisa calon siswa yang belum tertampung.

‎Namun Sahri menyebutkan permintaan ini tak semudah membalikkan tangan, namanya juga permohonan bisa ditolak bisa diterima, ia menyampaikan, bahwa alangkah baiknya jika orang tua murid mau jika anaknya di sekolah lain yang belum fuul.

‎"Kami tetap usahakan, bahkan kami sudah bersurat, ke Bupati, dan ini yang kami pertanyakan tahun ini kuota sudah ditentukan, jadi jika memnag terlambat mendaftar dan sudah fuul maka, kami sudah beri alternatif lain pindah ke sekolah lain  namun masalahnya orang tuanya tak mau, jadi mereka milih anaknya tifak sekolah, padahal kota sudah berikan solusi, " tutupnya.(*)


Laporan wartawan Tribun Sulbar.com Anwar Wahab

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved