Wisata Majene

Selain Temukan Kondom, Ini Alasan Warga Larang Kunjungan ke Bukit Sigitung Majene Sedang Viral

Menurut Suhaeni, lokasi Bukit Sigitung sejatinya merupakan jalur pertanian yang sehari-hari digunakan warga untuk bertani.

Editor: Munawwarah Ahmad
Tangkapan layar
Parkiran motor - Sejumlah motor terparkir di Bukit Sigitung, Kelurahan Baruga Dhua, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulbar. Lurah setempat menegaskan area ini bukan tempat wisata melainkan kebun milik warga 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE – Warga Baruga Dhua yang punya lahan pertanian di bukit sagitung Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene mengeluarkan imbauan larangan kunjungan. 

Larangan ke bukit sagitung Majene sedang viral akhir-akhir ini bukan tanpa sebab.

Warga notabene petani di sekitar bukit viral tersebut mengalami kerugian karena lahan pertanian rusak.

Baca juga: ADA APA? Kejari Majene Belum Tahan 2 Tersangka Korupsi Pengadaan Kapal Rp 2,1 Miliar

Baca juga: KENAPA Belum Ada Tersangka Kasus Dugaan Oli Palsu di Wonomulyo? Ini Penjelasan Polda Sulbar

Warga mengaku geram dengan ulah sebagian pendaki dianggap merusak lingkungan dan mengganggu ketertiban.

“Bukan tempat wisata, itu jalan kebun warga,” tegas Lurah Baruga Dhua, Suhaeni, saat dikonfirmasi Tribun-Sulbar.com via telepon, Senin (16/6/2025).

Menurut Suhaeni, lokasi Bukit Sigitung sejatinya merupakan jalur pertanian sehari-hari digunakan warga untuk bertani.

Namun, seiring viralnya tempat itu di media sosial, jumlah pengunjung meningkat tajam tanpa disertai dengan perilaku yang bertanggungjawab.

Keluhan utama warga adalah soal sampah yang berserakan di kebun, terutama di lahan bawang.

Bahkan, sisa makanan kerap diseret hewan liar seperti anjing, hingga mencemari area pertanian.

“Tanaman warga rusak karena sisa makanan pendaki. Mereka buang sampah sembarangan, bahkan ditemukan juga bekas obat kuat dan kondom. Ini yang sangat mengecewakan,” ujar Suhaeni.

Beberapa warga menduga, pasangan muda-mudi melakukan tindakan tak senonoh di lokasi.

Hal ini memperkuat keputusan warga untuk menutup akses jalan menuju Bukit Sigitung dari wilayah Baruga Dhua.

Penutupan akses dan pemasangan baliho imbauan bukan keputusan sepihak.

Suhaeni menyebut kebijakan itu telah dirapatkan bersama unsur kelurahan, warga, dan Bhabinkamtibmas.

“Kami tidak anti-wisata. Tapi kalau mau dijadikan objek wisata, harus ada pengelolaan, regulasi, dan melibatkan warga. Jangan dibiarkan liar begini,” tegasnya.

Warga berharap, jika Bukit Sigitung benar-benar ingin dikembangkan sebagai destinasi wisata, maka pemerintah dan pihak terkait perlu turun tangan menyusun rencana yang matang demi menjaga lingkungan serta mata pencaharian para petani.(*)

Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com, Anwar Wahab

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved