Opini
Anak Pendek Bukan Soal Takdir, Stunting Itu Ketimpangan yang Terstruktur
efek dari stunting ini tidak hanya menyebabkan gagal tumbuh seperti tinggi anak yang pendek saja,
Hal ini belum dilihat dari segi ekonomi, dimana keluarga yang menderita Stunting apabila dibiarkan terus menerus maka akan bisa melanjutkan kemiskinan antar generasi. Sehingga ketika akan memutus mata rantai kemiskinan ini akan menjadi sulit, dikarenakan keuangan habis untuk berobat pada anak.
Sebenarnya penyebab stunting tidak hanya karena faktor ekonomi saja, tetapi juga kesadaran akan Kesehatan pada keluarga yang kurang. Selain itu faktor akses pelayanan Kesehatan yang tidak terjangkau menambah masalah Kesehatan stunting yang makin pelik, bagaimana Masyarakat bisa berobat apabila akses Kesehatan tidak ada bahkan jauh yang harus ditempuh perjalanan selama berhari – hari terutama diwilayah Pelosok.
Di sisi lain, wilayah Perkotaan yang diprediksi memiliki asupan nutrisi gizi yang adekuat ternyata juga menjadi salah satu kota yang memiliki peringkat stunting yang tinggi. Faktor penyebab pola konsumsi Masyarakat yang tidak sehat menjadi faktor utama dimana salah satunya adalah sering mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, makanan cepat saji, minggu tinggi gula serta kurangnya mengkonsumsi sayur – sayuran dan buah – buahan.
Hal ini diperparah dengan kesibukan diperkotaan yang luar biasa, sehingga membuat tiada waktu untuk berolahraga.
Solusi Stunting Tak Bisa Parsial: Harus Menyeluruh dan Sistemik
Untuk mengatasi masalah stunting ini tidak hanya bisa dilakukan dalam satu lintas atau satu departemen saja, melainkan harus dilakukan secara komprehensif atau secara menyeluruh. Lintas sektor serta lintas level diperlukan untuk mengatasi masalah stunting hingga tuntas ke akarnya. Pemangku pengambilan kebijakan tertinggi seperti Presiden harus menjadi garda terdepan untuk mencanangkan kampanye nasional pencegahan stunting dan dibantu antar lintas sektor seperti kementrian Kesehatan, kementrian Pendidikan, kementrian pertanian dari provinsi, kabupaten, Tingkat desa, Tingkat RW, Tingkat RT hingga sampai ke Tingkat keluarga.
Beberapa Solusi strategi yang bisa dilakukan antara lain :
1. Melakukan edukasi Gizi sebelum kelahiran Bayi
Program edukasi tentang gizi yang baik harus dilakukan secara massif serta terstruktur serta diperluas dari ketika seorang tersebut akan menikah, menjadi calon ibu, ketika hamil, ketika melahirkan hingga bayi tersebut lahir hingga Balita. Dan tentunya peran seperti Kader, Posyandu, PKK, Tingkat Desa Hingga Kecamatan sampai kabupaten harus bisa melaksanakan hal tersebut secara konsisten. Edukasi tentang pentingnya pemberian gizi yang baik ketika menjaid ibu hamil ASI eksklusif selama 2 tahun, MPASI yang tepat dan benar hingga pentingnya zat – zat bergizi vitamin yang baik untuk anak serta menarik harus terus digencarkan. Tentunya kampanye ini tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi secara massif dan terus menerus sehingga akan menjadi kampanye nasional secara masal.
2. Akses Pangan Lokal Bergizi
Kebiasan pemberian BLT (bantuan langsung tunai) merupakan salah satu kebijakan yang hanya membantu sementara, hal yang harus dilakukan pemerintah adalah memberikan Masyarakat pancing supaya bisa memancing ikan secara mandiri. Hal ini bertujuan supaya Masyarakat bisa berdikari serta meningkatkan perekonomian keluarga sehingga Tingkat untuk mengakses pangan local bergizi menjadi lebih mudah. Kemudian pentingnya edukasi makanan sehat seperti empat sehat lima sempurna dengan kearifan local seperti tahu, tempe, telur, sayur bayam, susu terus digalakkan supaya Masyarakat bisa menyadari bahwa dengan mendorong konsumsi makanan local sehat maka akan meninngkat ketahanann pangan keluarga.
3. Layanan Kesehatan Primer yang Tangguh
Perlu diketahui bahwa Puskesmas serta Posyandu merupakan salah satu garda terdepan dalam meningkatkan Kesehatan Masyarakat, dimana fasilitas ini harus dilengkapi serta peningkatan SDM tenaga Kesehatan baik dari sisi jumlah dan kwalitas. Sehingga tenaga Kesehatan bisa mengambil kebijakan yang tepat apabila menemukan kasus stunting yang terjadi di Masyarakat. Kemudian pendataan serta pemantauan Balita yang beresiko stunting harus digalakkan hingga ke Tingkat RT.
4. Keterlibatan Dunia Pendidikan dan Pertanian
Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia Pendidikan merupakan salah satu garda terdepan dalam membentuk generasi penerus pemimpin bangsa, dimana Masyarakat yang cerdas dibentuk dari dunia Pendidikan. Dari dunia Pendidikan bisa dilakukan penelitian yang terbaru bagaimana cara mencegah dan mengatasi stunting secara cepat dan modern. Selain itu kombinasi keterlibatan dunia pertanian sangat penting, hal ini dikarenakan dengan suplai pangan yang kuat serta pemasokan yang merata serta murah maka akan bisa menjangkau ke seluruh wilayah pelosok Indonesia. Kemudian pelatihan pertanian bagi setiap keluarga didampingi secara intensif juga perlu dilakukan guna meningkatkan pangan pada setiap keluarga secara mandiri dan berdikari.
5. Transparansi Anggaran dan Evaluasi Program
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.