Minyak Goreng Curah

Warga Polman Mulai Beralih ke Minyak Curah Imbas Takaran Minyakkita Tak Sesuai, Pedagang Tambah Stok

Salah satu pedagang minyak curah, Saebah mengatakan warga ramai membeli minyak curah sejak sepekan terakhir.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
MINYAK CURAH - Warga mulai beralih membeli minyak curah di Kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Jumat (14/3/2025). Warga beralih usai maraknya isi takaran Minyakkita tidak mencapai satu liter namun dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.7000 per liter. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Warga mulai beralih membeli minyak curah di Kompleks Pasar Sentral Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Jumat (14/3/2025).

Warga beralih usai maraknya isi takaran Minyakkita tidak mencapai satu liter namun dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.7000 per liter.

Baca juga: Polisi Selidiki Minyakita Tak Sesuai Takaran Beredar di Pasar Sentral Polman

Baca juga: Warga Pasangkayu Mulai Berburu Baju Lebaran di Pasar Smart Pasangkayu, Takut Mahal Jelang lebaran

Pantauan Tribun-Sulbar.com, di Pasar Sentral Pekkabata para ibu rumah tangga banyak membeli minyak curah.

Sementara lapak pedagang penjual Minyakkita nampak sepi, tak seperti hari-hari sebelumnya.

Salah satu pedagang minyak curah, Saebah mengatakan warga ramai membeli minyak curah sejak sepekan terakhir.

"Meski harga naik, tapi sepekan terakhir banyak yang beli minyak curah, mungkin karena itu minyakkita tidak cukup satu liter," kata Saebah kepada wartawan.

Dia mengatakan harga minyak curah dalam satu botol Rp 12 ribu, mengalami kenaikan dari harga sebelumnya Rp 11 ribu.

Meski mengalami kenaikan, kata Saebah peminat minyak curah alami peningkatan sepekan terakhir.

Lantaran dalam satu botol minyak curah hampir setara dengan Minyakkita yang tidak capai satu liter.

"Awalnya ada belasan botol saja kita juga, pas banyak peminatnya, kita tambah stok untuk warga," ungkapnya.

Sementara itu, salah satu ibu rumah tangga bernama Sarifa mengaku lebih memilih minyak curah.

"Alasannya karena harganya lebih murah, sementara isi dalam satu botolnya lebih banyak di bandingkan dengan minyak goreng lainnya," ungkap Sarifa.

Sebelumnya diberitakan pegawai pengawas menemukan satu botol Minyakita hanya berisi 800 Mililiter padahal dijual setara dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.700 per satu liter.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, pegawai Disperindagkop nampak membawa gelas ukuran minyak.

Satu persatu kemasan Minyakita dibuka lalu isinya dituangkan kedalam wadah gelas ukur.

Hasilnya satu botol Minyakita tak capai ukuran satu liter, melainkan hanya 800 Ml, namun dijual Rp 15.700 per satu liter.

"Kami dapatkan di lapangan Minyakita, dia cuman 800 Ml, dijual sesuai HET Rp 15.700, padahal tidak cukup satu liter," kata Disperindagkop Polaman, Andi Chandra kepada wartawan.

Dia mengatakan HET Minyakkita Rp 15.700, menandakan dalam satu botolnya sebanyak satu liter.

Namun saat dituang dalam gelas ukur, Minyakita kemasan botol ini kata Andi Chandra hanya 800 Ml.

Dia menyebut hal ini dapat merugikan konsumen, masyarakat lantaran harga HET namun tidak cukup satu liter.

"Harusnya dengan keadaan seperti itu, tidak bole dipasang harga HET karena volume isinya tidak cukup satu liter," ungkapnya.

Dia menambahkan pengecekan untuk turun ke pasar ini berdasarkan surat edaran dari Menteri Perdagangan tentang pengawasan produk minyak goreng Minyakita.

Usai viral nya di sejumlah daerah, kemasan Minyakita, isi volumenya tidak cukup satu liter, sementara dijual sesuai HET.

Andi Chandra menyebut akan melaporkan temuan ini kepada Kementerian Perdagangan.

"Kita menuggu saja instruksi selanjutnya, karena ini bisa saja konsumen yang dirugikan, kita harapkan distributor menarik produknya ini," tegasnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved