Berita Nasional

Sosok Brian Yuliarto, Wakil Rektor ITB dengan Kekayaan Rp 18,6 Miliar, Kini Jadi Mendikti Saintek

Berikut sosok Brian Yuliarto, guru besar ITB yang menggantikan posisi Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Mendikti Saintek.

Penulis: Noviana Primaresti | Editor: Via Tribun
Kolase Tribun-Sulbar.com
PELANTIKAN MENDIKTI SAINTEK - Kolase potret Guru Besar dan Wakil Rektor ITB Brian Yuliarto. Brian Yuliarto resmi dilantik sebagai Mendikti Saintek menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM - Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Brian Yuliarto menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) di Istana Negara Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Brian Yuliarto menggantikan posisi Satryo Soemantri Brodjonegoro yang baru menjabat selama 5 bulan sejak Oktober 2024.

Dalam konferensi pers usai pelantikan, Brian Yuliarto membeberkan instruksi khusus yang diberikan sebelum dirinya dikukuhkan sebagai Mendikti Saintek.

RESHUFFLE KABINET - Pelantikan sejumlah menteri, kepala lembaga beserta wakil kepala lembaga di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
RESHUFFLE KABINET - Pelantikan sejumlah menteri, kepala lembaga beserta wakil kepala lembaga di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2/2025). (YouTube Sekretariat Presiden)

"Ya intinya kita diminta langsung bekerja melakukan langkah-langkah segera konsolidasi untuk mendukung program-program Pak Presiden begitu," tutur Brian Yuliarto dilansir Tribun-Sulbar.com dari laman YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (19/2/2025).

Ia lantas mengatakan baru dihubungi secara mendadak pada pagi hari sebelum pelantikan, ketika dirinya sedang berada di Bandung, Jawa Barat.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengaku membahas banyak hal yang berkaitan dengan pembangunan di Indonesia, utamanya dalam hal pendidikkan.

Baca juga: Profil 6 Pejabat Dilantik Prabowo Hari Ini, Siapa Sosok Brian Yuliarto yang Gantikan Menteri Satryo?

"Tadi saya dikontak di Bandung jam 9-an," beber Brian Yuliarto.

"Ya tentu pembicaraan ada banyak hal ya, tentang pembangunan Indonesia dan sebagainya tapi untuk dikontak itu baru tadi pagi," ucapnya.

Diketahui, Brian Yuliarto merupakan Guru Besar Teknik Fisika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berkutat di bidang nanoteknologi.

Pria 49 tahun yang lahir pada 27 Juli 1975, kini menjabat Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB periode 2025-2030.

Dilansir Tribun-Sulbar.com dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN), Brian Yuliarto tercatat memiliki kekayaan mencapai Rp 18,6 miliar, atau tepatnya Rp 18.640.6000.

Menurut laporan pada 29 Maret 2024 tersebut, mayoritas harta Brian Yuliarto didominasi oleh aset tanah dan bangunan senilai Rp 18 miliar.

Selain itu, ia juga memiliki alat transportasi dan mesin senilai Rp 170 juta.

Kemudian, harta bergerak Rp 235,6 juta dan kas/setara kas Rp 160 juta.

Baca juga: Sederet Kontroversi Prof Satryo yang Dipecat Prabowo Subianto dari Jabatan Mendiktisaintek

Profil Brian Yuliarto

Brian Yuliarto menjadi Guru Besar ITB di usia 43 tahun dengan gelar dan nama lengkapnya adalah Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D.

Guru Besar di Fakultas Teknologi Industri ini juga tergabung dalam Kelompok Keahlian Teknologi Nano dan Kuantum.

Karier Brian Yuliarto cukup panjang di akademik.

Ia pernah menjadi Wakil Rektor ITB, Brian Yuliarto menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri ITB periode 2020-2024.

Kemudian sebagai Visiting Professor Tsukuba University (2021-sekarang), Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology ITB (2019-2020).

MENDIKTI SAINTEK-Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Prof Brian Yuliarto usai dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (19/2/2025). 
MENDIKTI SAINTEK-Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Prof Brian Yuliarto usai dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (19/2/2025).  (Sekretariat Presiden)

Jabatan lain yang juga pernah ia duduki yakni Kepala Program Studi Teknik Fisika ITB (2016-2020), Ketua KK AFM FTI ITB (2018-2020), serta Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB (2010-2016).

Ia bahkan sempat mencalonkan diri sebagai calon Rektor ITB periode 2025 – 2030. 

Mengutip laman itb.ac.id, Brian Yuliarto menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Fisika dan mendapatkan gelar sarjananya dari ITB pada 1999. 

Brian Yuliarto lalu melanjutkan ke jenjang magister dan doktor di University of Tokyo pada 2002 dan 2005.

Baca juga: Reshuffle Kabinet Prabowo Lantik Pejabat Sore Ini Kabarnya Mendiktisaintek Satryo Soemantri Diganti?

Di Tokyo, ia mengambil jurusan Jurusan Quantum Engineering and System Science Department.

Pada tahun 2006, Brian kembali ke almamaternya sebagai dosen.

Total ia sudah 19 tahun menjadi pengajar di ITB.

Yang lebih mentereng, Brian Yuliarto dikenal sebagai salah satu ilmuwan top Tanah Air.

Ia menempati peringkat 18 dalam Indonesia Top 10.000 Scientist kategori Subjek Engineering & Technology berdasarkan riset AD Scientific Index, sistem pemeringkatan dan analisis tahunan, berdasarkan kinerja ilmiah dan produktivitas dari sebuah universitas dan/atau seorang ilmuwan.

Baca juga: Minta Prabowo Subianto Diberi Kesempatan, Mensesneg: Enggak Ada Indonesia Gelap

Brian Yuliarto juga telah mendapat pengakuan internasional sebagai salah satu "World’s Top 2 persen Scientist versi Stanford University pada tahun 2022. 

Bahkan, ia juga pernah dinobatkan sebagai Peneliti Terbaik oleh ITB pada tahun 2021 dan beberapa kali mendapat penghargaan atas kontribusinya di bidang riset dan inovasi teknologi.

Pada November 2024 lalu, Brian Yuliarto meraih Habibie Prize 2024 untuk kategori Ilmu Rekayasa. 

Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh Yayasan SDM Iptek sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi besar Brian Yuliarto dalam pengembangan teknologi berbasis material maju dan nanoteknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sepanjang kariernya, Prof Brian aktif melakukan penelitian di bidang nanoteknologi dan biosensor, dengan sejumlah hasil riset yang sudah dipublikasikan dalam jurnal internasional ternama.

Ia juga melakukan penelitian-penelitian terobosan yang berfokus pada pengembangan material fungsional untuk aplikasi di berbagai sektor, termasuk kesehatan, energi, dan lingkungan. 

Penelitian utamanya adalah pengembangan "biosensor portabel" untuk deteksi virus demam berdarah DENV-3, serta sensor gas berbasis oksida logam untuk pemantauan lingkungan dan industri. 

Penelitian-penelitian ini tidak hanya menunjukkan kontribusi langsung bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga menempatkan nama Indonesia di peta penelitian global.

(Tribun-Sulbar.com/ Via) (Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Sri Juliati)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mendikti Saintek Brian Yuliarto, Guru Besar ITB Peraih Habibie Prize 2024

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved