Mamuju
Kisah Ulama Kharismatik Imam Lapeo dalam Film Cahaya dari Timur Menyentuh Hati Penonton di Mamuju
Film berjudul Cahaya dari Timur ini mengangkat, kisah perjuangan seorang tokoh agama lokal dalam menyebarkan agama Islam di tanah Mandar
Penulis: Andika Firdaus | Editor: Abd Rahman
TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Pemutaran film Imam Lapeo di De Shanum Hotel, Jl Martadinata, Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro,Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), ramai penonton, Sabtu (8/2/2025) malam.
Film berjudul Cahaya dari Timur ini mengangkat, kisah perjuangan seorang tokoh agama lokal dalam menyebarkan agama Islam di tanah Mandar.
Tidak hanya itu, film ini juga mengangkat nilai-nilai kebaikan dan toleransi dalam beragama.
Kearifan lokal,adat,dan budaya Mandar juga ditonjolkan dalam film tersebut.
Selain itu, Imam Lapeo yang dikenal dengan Kiyai Haji (KH) Muhammad Tahir ini memperlihatkan bagaimana menjadi manusia berakhlak dan saling menghargai sesama manusia.
Dikisahkan dalam film tersebut, Imam Lapeo yang diperankan oleh cucunya sendiri Ahmad Multazam, menggambarkan pemimpin yang visioner dan adil dalam memimpin umatnya kala itu.
Imam Lapeo, adalah seorang ulama besar dan penyebar agama Islam yang sangat dihormati di tanah Mandar, Sulawesi Barat.
Ia lahir di Pambusuang, Polewali Mandar pada tahun 1839 dan wafat pada tahun 1952.
Imam Lapeo dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat beragama Islam.
Beliau menimba ilmu agama dari berbagai pesantren di Sulawesi, bahkan hingga ke Sumatera dan Mekkah.
Beliau dikenal sebagai sosok yang cerdas, berani, dan memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.
Perjuangan menyebarkan Islam Imam Lapeo memiliki peran penting dalam mengembangkan syiar Islam di wilayah Mandar.
Beliau mendirikan masjid pertama di Lapeo, yang kini dikenal dengan nama Masjid Nurut Taubah.
Pantauan Tribun-Sulbar.com, terlihat antusias penonton menyaksikan film ini sangat luar biasa.
Terutama dari kalangan muda, mendominasi bangku-bangku yang tersedia.
Bahkan ada juga yang datang bersama keluarga.
Salah seorang penonton Anita (23) mengatakan, merasa terkesan setiap pesan disampaikan dalam film ini, tentang perjuangan, toleransi dan nilai-nilai lainnya.
"Saya sering dengar kisahnya sangat luar biasa, kebetulan ada pemutarannya di sini (Mamuju) jadi saya kemari," ucap Anita saat ditemui Tribun-Sulbar.com di De Shanum Hotel.
Sementara itu, Founder De Shanum
Baca juga: Personel Polda Sulbar Tabrak Lari Anak dan Ibu di Makassar Damai dengan Korban
Baca juga: Angin Kencang Melanda Mamuju, Atap Rumah Warga BTN Masagena 4 Terbang
Hotel Hendra mengatakan, mensupport kegiatan-kegiatan seperti ini, apalagi film ini dapat menjadi inspirasi generasi muda.
"Mungkin orang-orang di sekitaran sudah pernah nonton, tapi yang datang malam ini kemungkinan blum nonton film tersebut," ucap Bento sapaan akrab Hendra.
Informasi Tambahan:
Film "Cahaya dari Timur" ini diproduksi oleh Pitu Sinema dan disutradarai oleh Ikhwan Wahid.
Film ini diadaptasi dari buku karya Zuhriah (Cicit Imam Lapeo) yang berjudul "Wali dari Mandar Sulawesi Barat dan Cerita Mahsyur di Kalangan Masyarakat". (*)
Laporan Wartawan Tribun Sulbar Andika Firdaus
Dalam Sehari 200 Pemohon Kukus PPPK Urus SKCK di Polresta Mamuju |
![]() |
---|
Dalam Sepekan, 3.400 PPPK Paruh Waktu Jalani Tes Kesehatan di Labkesda Sulbar |
![]() |
---|
Ribuan PPPK Paruh Waktu Serbu Polresta Mamuju Urus SKCK, 200 Pemohon Dilayani Tiap Hari |
![]() |
---|
Drainase di Jl Andi Dai Mamuju Tak Berfungsi Maksimal, Badan Jalan Tergenang Jika Hujan Deras |
![]() |
---|
Telan Anggaran Rp39,6 Miliar, Proyek Rekonstruksi Pelabuhan Kelas III Mamuju Sudah 70 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.