Majene

Inspiratif! Kisah Sukses Anak Majene Raih Gelar Lulusan Terbaik di Fakultas Kedokteran UNMUL Kaltim

Lahir pada 9 Januari 2003 di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Ari tumbuh dalam keluarga sederhana yang menjunjung tinggi pendidikan

Penulis: Anwar Wahab | Editor: Abd Rahman
istemewa
Ari Alfauzan saat mencatatkan namanya sebagai lulusan terbaik di Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman (UNMUL), Kalimantan Timur, (foto/Ari). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Berasal dari sebuah kota kecil di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Muh Ari Alfauzan kini mencatatkan namanya sebagai lulusan terbaik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman (UNMUL), Kalimantan Timur (Kaltim).

Anak sulung dari pasangan Muh Arsalin Aras dan Lina Erniwati ini berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 7 semester, sebuah pencapaian luar biasa yang membuktikan kerja keras dan ketekunan yang ia jalani sejak awal.

Lahir pada 9 Januari 2003 di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Ari tumbuh dalam keluarga sederhana yang menjunjung tinggi pendidikan. 

Sang ayah, Muh Arsalin Aras, dikenal sebagai sosok yang penuh dedikasi dalam membimbing keluarganya, sementara ibunya, Lina Erniwati, seorang aparatur sipil negara (ASN) di Majene, selalu menjadi teladan dalam kedisiplinan dan ketulusan.

Sejak kecil, Ari sudah menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap dunia sains, terutama bidang medis. 

Keinginannya untuk menjadi dokter semakin kuat ketika ia melihat peran besar tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19.

"Saya ingin menjadi bagian dari mereka, berada di garis depan untuk membantu masyarakat," Kata Ari saat dikonfirmasi Tribun Sulbar.com via telepon. 

Setelah menamatkan pendidikan di SMAN 1 Majene tahun 2021, Ari diterima di Fakultas Kedokteran UNMUL melalui jalur SNMPTN. 

Keputusan untuk merantau ke Samarinda bukanlah hal yang mudah.

Kota ini benar-benar asing baginya, jauh dari keluarga dan lingkungan yang selama ini ia kenal.

Namun,berkat dukungan penuh dari orang tua serta motivasi yang kuat, ia memberanikan diri untuk melangkah.

"Awalnya saya merasa was-was meninggalkan kampung halaman,tapi doa dan keyakinan dari Bapak dan Mama membuat saya lebih percaya diri. Di Samarinda, saya juga menemukan komunitas Mandar dan Sulawesi Barat yang membuat saya merasa tetap memiliki keluarga," tuturnya.

Perjalanan akademik di kedokteran tidaklah mudah. Beban studi yang berat serta tuntutan untuk selalu fokus dan disiplin menjadi tantangan tersendiri.

Ari percaya bahwa menjadi dokter bukan hanya soal menguasai ilmu medis, tetapi juga tentang empati dan kesabaran.

Berkat kerja kerasnya, Ari berhasil menyelesaikan studi S1 dalam waktu 7 semester dan meraih predikat lulusan terbaik di jurusannya. Kini, ia tengah bersiap untuk memasuki program Co-Ass (dokter muda), langkah lanjutan sebelum resmi menjadi dokter. 

Baca juga: Minggu Pagi, Sampah Berserakan di Pelataran Tugu Benteng Kayu Mangiwang Mateng

Baca juga: Angin Kencang Melanda Mamuju, Atap Rumah Warga BTN Masagena 4 Terbang

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved