Berita Viral

Reaksi Bahlil soal Viral Tabung Gas Melon 3 Kg Jadi Warna Pink Nonsubsidi: Ada yang Tidak Nyaman

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bantah beredarnya tabung gas pink 3 kg nonsubsidi yang viral di media sosial, Senin (3/2/2025).

Editor: Via Tribun
KOMPAS.com/ZINTAN PRIHATINI
KELANGKAAN GAS - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (3/2/2025). Bahlil membantah adanya distribusi tabung gas nonsubsidi warna pink yang viral di tengah kelangkaan gas 3 kg. 

TRIBUN-SULBAR.COM - Beredar viral di media sosial mengenai kemunculan tabung gas 3 kg atau yang biasa disebut tabung gas melon dengan label 'LPG Nonsubsidi'.

Alih-alih berwarna hijau, tabung gas dengan tulisan Bright gas tersebut berganti warna menjadi pink terang.

Sontak hal ini ramai menjadi perhatian masyarakat di tengah kelangkaan gas yang semakin meresahkan belakangan ini.

KELANGKAAN GAS - Viral di media sosial kemunculan tabung Bright Gas ukuran 3 kilogram berbentuk melon dengan harga non subsidi. Selama ini tabung gas subidi berbentuk melon dan berwarna hijau, serta dijual dengan harga lebih rendah dari Rp 22.000 sampai Rp 25.000 per tabung.
KELANGKAAN GAS - Viral di media sosial kemunculan tabung Bright Gas ukuran 3 kilogram berbentuk melon dengan harga non subsidi. Selama ini tabung gas subidi berbentuk melon dan berwarna hijau, serta dijual dengan harga lebih rendah dari Rp 22.000 sampai Rp 25.000 per tabung. (Instagram)

Menanggapi hal ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan bantahan.

Ia menerangkan bahwa elpiji berwarna pink tersebut bukan beredar saat ini, melainkan pada tahun 2018.

Ketika itu, PT Pertamina (Persero) hanya melakukan uji pasar yang digelar selama beberapa bulan.

Baca juga: Antre Beli Gas 3 Kg, Lansia Pemilik Warung di Pamulang Tewas, Ucap Allahuakbar sebelum Pingsan

"Menyangkut elpiji 3 kg (warna pink), memang Pertamina tidak pernah mengeluarkan (saat ini), itu di tahun 2018, tapi ini seolah-olah ada (di masa sekarang)," ujar Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI, Senin (3/2/2025).

Menurut dia, dengan beredarnya informasi yang tidak benar tersebut, justru menandakan bahwa ada pihak-pihak yang tidak senang dengan upaya pemerintah menertibkan distribusi elpiji 3 kg subsidi agar tepat sasaran.

Pemerintah sendiri memutuskan pengecer tak bisa lagi menjual elpiji 3 kg subsidi.

Selain itu, pemerintah mendorong pengecer untuk menjadi pangkalan atau subpangkalan resmi Pertamina jika ingin tetap menjual elpiji subsidi.

"Bahwa ada yang tidak nyaman kalau kami mau tertibkan proses untuk pendistribusian dari pengecer. Tetapi kami hormati pengecer, dan kami berikan yang terbaik untuk masyarakat," ucap dia.

Baca juga: Warga Sidodadi Polman Tolak Tempat Pengolahan Sampah Karena Bau Menyengat

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menambahkan, perusahaan saat ini hanya menjual elpiji nonsubsidi tabung ukuran 5,5 kg dan 12 kg, tidak ada yang berukuran 3 kg.

"Jadi tidak ada 3 kg yang berwarna pink yang nonsubsidi (dijual saat ini)," kata dia pada kesempatan yang sama. Ia menjelaskan, pada 2018, Pertamina pernah menjual gas 3 kg nonsubsidi untuk melakukan uji pasar.

Penjualan hanya dilakukan selama 6 bulan dengan 2.000 tabung di Jakarta dan 1.000 tabung di Surabaya.

Uji coba tersebut pun untuk melihat minat kalangan menengah yang memang seharusnya bukan pengguna elpiji subsidi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved