Wawancara Khusus

Wawancara Khusus SDK: Unggul QC Pilgub Sulbar Belajar dari Kesalahan Hingga Didoakan Anak Pesantren

Wawancara khusus dengan Suhardi Duka dilaksanakan di kediaman prubadinya di Jl Husni THamrin, Kelurahan Binanga, Kabupaten mamuju, Sulawesi Barat

Penulis: Suandi | Editor: Ilham Mulyawan
suandi
Suhardi Duka saat wawancara khusus dengan Tribun Sulbar, Senin (2/12/2024 

Suhardi Duka: Ekonomi itu tidak lagi tumbuh secara lokalistik tapi tumbuh secara global. Olehnya itu, kalau kita ingin pertumbuhan kita harus mampu membaca dan sekaligus menangkap peluang. Perubahan-perubahan yang terjadi baik itu perubahan secara nasional dan perubahan secara global.

Olehnya itulah di dalam visi kami, kita harus mampu mengikuti irama itu. Jangan latah ya karena ekonomi itu selalu mencari keseimbangan. Jadi, harga itu selalu pada ekilibrium jadi kalau kita mau masuk atau menciptakan suatu kelas ekonomi tapi terlalu pasarannya tumpah maka harganya akan menjadi rendahah dengan demikian kita juga nanti akan mempelajari itu dan menyesuaikan dengan apa yang kita lakukan di Sulawesi Barat.

Sehingga dengan demikian, sebesar apapun yang kita lakukan di Sulawesi Barat itu punya nilai dan margin yang bisa diterima oleh masyarakat. Apakah itu petani, apakah itu pedagang sehingga ada untung karena kalau tidak ada untung ya tidak ada pendapatan. 

Kalau gak ada pendapatan gak ada belanja, tidak ada belanja gak ada pertumbuhan. Itu yang kita akan lakukan.

Host: Iya, kemudian Pak SDK, Sulbar ini kan bisa dikatakan salah satu provinsi termuda di Indonesia yang saat ini masih sementara berkembang kira-kira menurut pandangan Pak SDK Butuh berapa tahun sih Sulawesi Barat ini untuk bisa menjadi daerah yang bisa dikatakan cukup maju seperti daerah-daerah tetangga Sulawesi Selatan atau Sulawesi Tengah?

Suhardi Duka: Untuk menentukan itu kita harus mematok dulu indikator apa yang akan kita lakukan. Katakanlah kalau kita ingin mengukur kemajuan itu dari sisi pertumbuhan ya memang sekarang ini kita terbelakang karena pertumbuhan kita di bawah pertumbuhan nasional. Nah tapi, Kalau kalau kita patok maju itu bahwa kita tumbuh di atas pertumbuhan nasional itu tidak lama. 

Saya bisa desain mungkin 3 atau 4 tahun sudah kita capai. Tapi kalau secara menyeluruh, secara menyeluruh katakanlah semua produk-produk yang ada di Sulbar itu harus diilirisasi finalnya ada di Sulbar itu pasti jangka panjang. Nah pasti jangka panjang, tapi saya ingin mengatakan bahwa waktu saya punya penyampaian misi dan visi saya berpatokan pada indikator ekonomi makro. 

Indikator ekonomi makro itu adalah pertumbuhan yang kedua adalah kemiskinan, kemudian pengangguran. Nah, kalau itu yang kita ingin kejar Insyaallah dalam masa jabatan saya, saya bisa capai.

Host: Kemudian, setuju dengan konsep Menteri Pertanian penambahan lahan pertanian kemudian petani milenial apalagi Pak SDK kan pernah di komisi 4 DPR itu yang membidangi pertanian itu bagaimana?

Suhardi Duka: Setiap tahun itu, terjadi pengurangan lahan sektor pertanian namanya pangan itu sekitar 2 juta hektar per tahun.

Itu akibat diintervensi oleh perumahan, industri, dan penggunaan lahan lainnya yang beralih dari sektor pertanian ke sektor lainnya.

Olehnya itu, ini tidak bisa kita rem 100 persen. Sehingga kita harus tambah, konsepnya menteri pertanian itu kita tambah. Katakanlah sawah, tapi ada proyek strategis nasional, misalnya jalan tol, tentu saja kita tidak bisa hindari itu. Dengan demikian saya setuju penambahan 1 atau 2 juta satu tahun.

Kemarin, waktu saya masih jadi anggota DPR RI di komisi IV, kalau tidak salah saya dikasi sekitar 10 ribu hektar jatah penambahan sawah baru. Hanya, apakah ditangkap pemerintah provinsi Sulbar, saya no, karena saya belum di dalam, tapi jika saya di dalam saya akan angkat itu. Tinggal apakah lahannya basah apakah kering, nanti kita pilah.

Host: Kira-kira dari enam kabupaten di Sulbar yang berpotensi untuk program pertanian itu di kabupaten mana?

Suhardi Duka: Kalau sektor pangan sekarang itu, ada dua kabupaten: Polewali Mandar dan Mamuju. Tapi sekarang kan dibangun bendungan di Mamuju Tengah, itu triliunan loh itu, saya juga belum tahu di mana sawahnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved