Longsor Polman

Warga Tutar Polman Terpaksa Jalan Kaki 7 KM Akibat Longsor

Akses jalan menghubungkan tiga desa di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, tertutup tanah longsor

Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun-Sulbar.com/ Fahrun Ramli
Warga berjalan kaki melewati material longsor yang belum dibersihkan di jalur akses tiga desa Kecamatan Tutar, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat, Sabtu (22/6/2024). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN -Warga Tutar Polman terpaksa jalan kaki berkilo-kilo meter.

Akses jalan menghubungkan tiga desa di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, tertutup tanah longsor, Sabtu (22/6/2024).

Longsor dipicu curah hujan cukup tinggi.

Baca juga: Petugas Kebersihan Polman Tertibkan APS dan Papan Reklame Terpaku di Pohon

Baca juga: Alasan Golkar Dukung Bebas Manggazali di Polman, Erwin Sebut Cakada Harus Punya Logistik & Jaringan

Sudah sepekan jalanan tertimbun longsor.

Warga yang ingin beraktivitas menuju kota harus berjalan kaki sejauh tujuh kilometer (km).

Menyebrangi material longsor di tiga titik, menutup bahu jalan, serta melewati tebing.

Tiga desa terdampak longsoran ini yakni Desa Tutar, Desa Besoangin dan Desa Besoangin Utara.

Kepala Desa Besoangin, Burhanudin mengatakan saat ini masih ada beberapa titik longsor sulit dilalui warga.

"Hingga saat ini masyarakat masih sangat kesulitan beraktivitas, kita berjalan keluar dari desa sejauh tujuh km," terang Burhanuddin kepada wartawan.

Dijelaskan titik longsor pertama berada di jalan penghubung Desa Piriang Tapiko menuju Desa Besoangin.

Titik kedua berada di jalan penghubung Desa Besoangin Utara menuju Desa Ratte.

"Paling parah dari Desa Piriang Tapiko menuju Desa Besoangin Utara dan Desa Ratte," lanjutanya.

Disebutkan warga kesulitan membersihkan material longsor karena hanya menggunakan alat seadanya.

Material longsor terdiri dari batang pohon dan bebatuan, menutup akses jalan ke tiga desa ini.

"Warga sudah berupaya bergotong royong agar jalan bisa dilalui kembali, tetapi tidak maksimal, karena longsoran tersebar pada beberapa titik dan banyak bebatuan bercampur batang pohon," ungkapnya.

Baharuddin mengatakan warga hendak keluar dari kampung menuju kota berjalan kaki sejauh tujuh km.

Disebutkan untuk menuju Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, jalur tersebut ditempuh selama 15 menit.

Kini berubah menjadi dua jam karena kondisi akses jalan semakin parah, setelah terjadinya longsor ini.

Burhanuddin berharap pemerintah segera mengirim alat berat, agar material longsor menutup akses jalan dapat dibersihkan.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved