Berita Sulbar
Kadinkes Sulbar Beberkan Kronologi Polemik Bantuan Stunting, Rupanya Pihak Unimaju yang Mulai
Kata Asran, bantuan tersebut berasal dari adanya kelebihan fiskal yang didapatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dari pemerintah pusat.
Penulis: Suandi | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Asran Masdy angkat suara terkait polemik antara pihaknya dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju).
Menurutnya, Dinkes mendapatkan bantuan dari Penjabat (Pj) Gubernur, Prof Zudan Arif Fakrulloh pada awal Desember 2023 sebanyak Rp2 miliar.
Kata Asran, bantuan tersebut berasal dari adanya kelebihan fiskal yang didapatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dari pemerintah pusat.
Prof Zudan meminta Dinkes menggunakan uang tersebut memberi bantuan kepala balita stunting.
"Saya diminta menggunakan anggaran itu untuk bantuan stunting yang bisa dirasakan balita (masuk ke mulut)," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Dinkes Sulbar, Kompleks Perkantoran Gubernur Sulbar, Jl Abdul Malik Pettanna Endeng, Rangas, Mamuju, Rabu (3/1/2024).
Sehingga, lanjut Asran Dinkes langsung melakukan pengadaan berupa beras, susu, vitamin, dan telur.
Setelah pengadaan, Dinkes juga mengirimkan logistik bantuan tersebut ke masing-masing kabupaten.
"Majene, sudah terdistribusi, Polman sudah, Mamuju sebagian sudah hanya tersisa telur, Mamuju Tengah juga terdistribusi, Mamasa juga sisa telurnya," sambungnya.
Asran mengungkapkan, Kabupaten Pasangkayu yang belum terdistribusi sebelum pihak Unimaju datang menghadap ke kantor Dinkes.
Pada awalnya, pihak yang datang pada 11 Desember 2023 mengatasnamakan pembantu rektor bersama rekannya (W) meminta dilibatkan dalam pengadaan bantuan stunting.
Namun, Dinkes telah merampungkan proses pengadaan dan penyaluran logistik sudah berjalan lebih dari 50 persen.
Akhirnya, Dinkes menggandeng pembantu rektor Unimaju dalam proses penyaluran logistik stunting ke Pasangkayu.
W melakukan panggilan ke Dinkes pada tanggal 13 Desember 2023 sore dan meminta distribusi logistik stunting dikirimkan sore itu juga.
"Padahal sebelumnya kami minta jangan tanggal 13 karena kami ada kegiatan di Binanga Mamuju," beber Asran.
W menawarkan logistik bantuan stunting disimpan di salah satu rumah di Pasangkayu sebelum didistribusikan ke masyarakat.
"Kami diberi alamat rumah dan nomor telepon tempat penyimpanan bantuan, ternyata itu adalah rumah dari bapaknya W dan W tidak di sana saat logistik sudah sampai," tuturnya.
Saat itu, Dinkes hanya mengirimkan 700 rak telur dan nantinya 300 rak telur akan menyusul bersama bantuan beras, susu, dan vitamin.
Setelah itu, mobil yang membawa logistik kembali ke Mamuju dan dijadwalkan satu atau dua hari akan membawa bantuan stunting lainnya ke Pasangkayu.
Asran merasa heran, saat pagi hari sudah ada selebaran dari mahasiswa Unimaju yang akan melakukan demo.
Isu yang mereka angkat telur yang dikirimkan tidak cukup dan tidak ada beras, susu, dan vitamin yang dikirimkan.
Pihaknya langsung komunikasi dengan Kesbangpol terkait hal tersebut.
Asran mengaku diundang Rektora Unimaju, Muhammad Tahir datang ke Unimaju.
Sesampainya di sana pihak kepolisian juga ada.
"Pak rektor bilang tidak ada masalah pak Kadis. Kita cukupkan saja bantuan yang disepakati 1000 rak telur, 1000 beras, dan 1000 susu," ungkapnya.
Pihaknya langsung mengirimkan sisa logistik yang belum dikirim.
Namun, Dinkes mengirim bantuan untuk disimpan di Puskesmas.
Asran khawatir, jika barang disimpan di rumah W akan menjadi polemik lagi.
W kemudian menelfon Dinkes dan meminta Dinkes mengambil kembali telur yang ada di rumahnya karena Ia tidak ingin lagi terlibat.
Dinkes langsung mengambil telur-telur tersebut dan langsung didistribusikan ke lokasi-lokasi yang terdata adanya anak stunting di Pasangkayu.
Saat itu, muncul penolakan dari W dan yang mengatasnamakan mahasiswa Unimaju.
Asran mengaku, langsung berkomunikasi dengan Rektor Unimaju, Tahir dan meminta penjelasan.
Tahir kemudian mengatakan, yang menolak dan melakukan aksi bukan dari Unimaju, mereka adalah oknum.
Sebelumnya diberitakan, mahasiswa dan alumni Unimaju melakukan aksi unjuk rasa di kantor gubernur Sulbar.
Mereka menduga adanya penggunaan anggaran Rp 2 miliar yang tidak tepat sasaran dan mengatasnamakan Unimaju.
Beredarnya polemik tersebut membuat Rektor Unimaju, Tahir membuat rilis dan tidak membenarkan semua yang dikatakan oleh mahasiswa dan alumni Unimaju tersebut.(*)
Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi
SDK Sindir ASN Sulbar 'Lebih Pintar' dari AI, RAB Program Kerja AI Rp50 Ribu di ASN Malah Rp1 Juta |
![]() |
---|
Jembatan Desa Pangian Pasangkayu Rampung Oktober 2025 |
![]() |
---|
SDK Alokasikan Rp628,8 Miliar APBD Sulbar untuk Pendidikan |
![]() |
---|
104 Kasus Kusta Ditemukan di Sulbar Sepanjang 2025, Tertinggi di Polman dan Majene |
![]() |
---|
SDK Janji Perbaiki Jalan Unsulbar Majene Pakai Bantuan Keuangan Daerah Ditambah Kuota 26 Beasiswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.