Pernah Belajar Kelola Sampah ke NTB, Pemkab Polman Timbun Sampah di Kecamatan Matakali Bekas Tambak

TRIBUN-SULBAR.COM - Pemkab Polman melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menimbun sampah di Kelurahan Matakali, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali mandar (Polman).

Lokasinya berada di belakang rumah warga, tidak jauh dari Jl Trans Sulawesi, sebelum jembatan Matakali.

Lokasi penimbunan sampah ini juga sangat dekat dari rumah mantan Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar (ABM).

Baca juga: BREAKING NEWS: Pemkab Polman Timbun Sampah di Dekat Rumah ABM Mantan Gubernur Sulbar

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Kamis (21/12/2023) armada mengangkut sampah silih berganti berdatangan untuk membuang.

Lokasi milik warga Matakali ini merupakan bekas tambak ikan seluas kurang lebih 300 meter persegi.

Alat berat menggali lubang, kemudian diisi dengan sampah dan selanjutnya ditimbun tanah.

Aroma bau sampah dari jarak 10 meter masih sangat menyengat dari lokasi tersebut.

Lokasi penimbunan sampah ini juga tidak jauh dari aliran Sungai Matakali, hanya berjarak puluhan meter.

Persoalan sampah di Polman sudah bertahun-tahun belum mendapatkan solusi terbaik, sejak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Paku ditutup.

Kemudian TPA Sattoko yang direncanakan menjadi TPA baru hingga kini belum rampung, sehingga tak jarang sampah di Polman menumpuk dimana-mana.

Padahal, Pemkab Polman sudah pernah melaksanakan kunjungan ke beberapa daerah untuk belajar pengelolaan sampah.

Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar bahkan pernah kunjungan ke Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk mempelajari penegelolaan sampah, dalam rangka percepatan Pengolahan sampah di Kabupaten Polewali Mandar.

Sebelumnya, AIM dikabarkan juga sempat mengunjungi Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) di Tegal Jawa Barat dan TPA Bantar Gebang.

Terkait penimbunan sampah di Matakali, Kepala Bidang Kebersihan DLHK Polman, Hajir mengatakan bahwa penimnbunan itu berdasarkan permintaan pemilik lokasi.

"Dia meminta lahannya untuk ditimbun karena sering kebanjiran," Kepala Bidang Kebersihan DLHK Polman, Hajir kepada wartawan.

Dijelaskan sebelum aktivitas penimbunan berjalan, warga dengan pemerintah berembuk.

Untuk menyepakati adanya aktivitas penimbunan sampah yang tidak jauh dari pemukiman ini.

Meski kata Hajir terdapat warga yang tidak sepakat, namun warga tersebut tidak juga melarang.

"Ada beberapa yang tidak sepakat, tapi tidak juga melarang, ini sudah satu pekan berjalan," ungkapnya. (*)