Sandeq Race 2023

CERITA Passandeq Perahu Teluk Mandar yang Kesulitan Tembus Ombak Teluk Mandar, Penopang Sampai Patah

Perairan Teluk Mandar sendiri merupakan etapa terakhir atau etape ke delapan setalah Deking Majene.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Ilham Mulyawan
Fahrun/Tribun-Sulbar.com
PAssandeq bersama Perahunya bernama Teluk Mandar 

Ia harus memperbaiki perahunya agar dapat melanjutkan perjalanan dan finis di Pantai Bahari.

Perairan Teluk Mandar merupakan etapa terakhir atau etape ke delapan setalah Deking Majene.

"Pantai Deking Majene juga agak sulit, di etape ini kita tidak pernah mendayung," lanjutnya.

Disebutkan etape termudah yang ia lalui dalam lomba ini ialah pantai Bambang Loka hingga ke Papalang Mamuju.

Lantaran perairan tersebut teduh, ombak dan angin cukup bersahabat bagi para pelaut.

Bagi Muslimin semakin ombak besar dan angin kencang, ia pun semakin tertantang untuk menaklukkannya.

Kemampuan dan pengalaman awak perahu Sandeq akan semakin teruji saat melintas perairan tersebut.

Muslimin sendiri sudah 25 tahun ikut ajang lomba perahu runcing putih yang cukup gesit ini.

"Nenek dan bapak saya menggunakan perahu Sandeq ini sejak dulu untuk menangkap ikan," ucapnya.

Kini, lanjut Muslimin Sandeq sudah jarang lagi digunakan untuk menangkap ikan di laut.

Perahu warisan budaya maritim Mandar ini kita banyak dibuat untuk mengikuti perlombaan.

Sekian banyak modifikasi, kata Muslimin yang banyak berubah pada perahu Sandeq ini.

Muslimin tetap bangga dapat terus ikut menjadi bagian saat lomba tahunan ini bergulir.

Meski perahunya mengalami kerusakan, ia tetap bisa mengikuti lomba segitiga, ajang terakhir dari kegiatan Sandeq Sulbar 2023.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved