Berita Regional

5 Fakta Polemik Mahasiswa Baru UIN Solo Dipaksa Daftar Pinjol, Diduga Ada Aliran Dana Rp 160 Juta

Terungkap fakta-fakta di balik dugaan pemaksaan pada mahasiswa baru UIN Solo untuk mendaftar pinjol saat ospek.

Editor: Via Tribun
TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Sejumlah mahasiswa baru UIN RM Said atau UIn Solo berkumpul di wilayah kampus, Selasa (8/8/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM - Sejumlah mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, Jawa Tengah mengaku diminta mendaftar pinjol.

Muncul dugaan Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Surakarta mendapat sponshorship sebesar Rp 160 juta.

Dana tersebut disinyalir diberikan oleh sebuah aplikasi pinjaman online dengan syarat perekrutan ribuan mahasiswa.

Masalah ini pun menimbulkan polemik hingga akhirnya DEMA dinonaktifkan dan ketuanya dicopot.

Baca juga: Viral Penjual Nasi Goreng Syok Dibayar Rp 28 Juta Seporsi, Rizqon: Untung Ane Kagak Gelap Mata

1. Maba wajib daftar pinjol untuk dapat konsumsi

Kasus tersebut terungkap saat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sukoharjo melakukan aksi protes kegiatan Masa Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).

Ketua Umum HMI Cabang Sukoharjo, Fierdha Abdullah Ali, mengatakan panitia meminta seluruh mahasiswa baru untuk mengunduh dan mendaftar di apliskasi pinjaman online agar mendapatkan konsumsi.

"Data pribadi mahsiswa baru yang telah mendaftar juga dipertaruhkan keamanannya," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima TribunSolo.com, Senin (7/8/2023).

Selain itu, mahasiswa baru juga diwajibkan membeli souvenir berupa berupa kaos, gantungan kunci, gelas, stiker, dan kertas yang notabene adalah bagian dari fasilitas dan hak yang harus didapatkan mahasiswa.

Baca juga: Viral Kasat Lantas Polrestabes Makassar Gagal Uji Praktik SIM C, Motor Oleng hingga Keluar Garis

Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Raden Mas Said Surakarta didesak mundur oleh Aliansi Mahasiswa Independen. Hal ini terkait ospek yang wajib mendaftar pinjol.
Dewan Mahasiswa (DEMA) UIN Raden Mas Said Surakarta didesak mundur oleh Aliansi Mahasiswa Independen. Hal ini terkait ospek yang wajib mendaftar pinjol. (Istimewa)

2. Ada 500 mahasiswa yang telah terdaftar

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Raden Mas Said Surakarta Imam Makruf menyebut ada 500 mahasiswa yang telah terdaftar pinjol.

Jumlah tersebut berdasarkan pengakuan DEMA kepada pihak rektorat.

"Kalau pengakuan dari kemarin (sidang dakwaan), mengakunya 500. Ini rencana kita akan membuat semacam aduan biar kita tahu yang registrasi itu berapa," ujarnya Untuk itu pihak kampus membuka aduan bagi mahasiswa baru yang sudah terlanjur mendaftar pinjaman online.

3. Presiden mahasiswa sebut sifatnya tak mengikat

Presiden Mahasiswa UIN Raden Mas Said, Ayuk Latifah mengatakan, kegiatan yang bersponsor aplikasi pinjol ini bukan termasuk PABK.

Kegiatan ini adalah festival budaya yang mereka adakan dan butuh pendanaan sendiri.

"Pastinya ini sifatnya tidak mengikat," ujarnya saat di konfirmasi, Senin (7/8/2023).

Disinggung mengenai sistem sponsorship, Ayuk menjelaskan besaran dana sponsor yang diterima akan dihitung berdasarkan akun mahasiswa yang sudah aktif dalam aplikasi pinjol tersebut.

"Kalau keuntungan dari sponsor, sebetulnya kami belum mendapatkan keuntungan. Mereka itu akan memberikan sponsor asal data yang sudah registrasi terlihat," lanjut Ayuk.

Ia menuturkan, ada 3000 mahasiswa registrasi sedangkan yang tidak lolos 1000 mahasiswa, hingga yang tercatat di sponsor ada 2000 orang.

"Yang jelas, sebetulnya kami hanya mengedukasi, bukan bermaksud untuk mengintruksikan ke mahasiswa baru untuk mendaftar pinjol," tandasnya.

Ia menambahkan, hal tersebut berkaca dari banyaknya masyarakat dan mahasiswa yang terjerat pinjol.

Baca juga: Mayor Dedi dan 13 TNI Ditahan Buntut Viral Geruduk Markas Polisi Medan, Dinilai Lakukan Intimidasi

4. Sponsorship Rp 160 juta

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama UIN Surakarta, Prof. Syamsul Bakri mengatakan kerja sama yang dilakukan DEMA secara ilegal.

Menurutnya, pihak rektorat tidak dilibatkan dalam kerja sama ini.

Bahkan dosen pembina DEMA pun tidak diberi informasi terkait adanya kerja sama yang dibuktikan dengan penandatanganan MoU dengan pihak-pihak tersebut.

"Padahal mahasiswa itu tidak berhak melakukan MoU dengan pihak sponsorship, apalagi ada nominal," ujar Syamsul.

Pihaknya telah mendapatkan nominal dana bantuan sebesar Rp160 juta untuk kegiatan PBAK.

Syamsul melanjutkan, dana itu terlalu besar dengan risiko data mahasiswa yang diharuskan registrasi aplikasi sponsorship tersebut.

"Ada nominal (uang kompensasi) yang besar sekali. Yang fakultas saja cari sponsorship ndak bisa seperti itu (sebesar Rp 160 juta). Itu kan rawan macem-macem. Mengapa sponsorship bisa sebesar itu. Itu kan data-data mahasiswa yang registrasi," tambahnya.

Baca juga: Viral Oknum TNI Diduga Jadi Backingan Debt Collector, Ramai Dikeroyok Ormas Pemuda Pancasila Jateng

5. Kampus telah kucurkan dana Rp 400 juta

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama UIN Surakarta, Prof. Syamsul Bakri menyebut, dana kegiatan PBAK telah ditanggung oleh kampus.

Bahkan, kampus telah mengucurkan dana sebesar Rp 400 juta lebih untuk mengakomodasi seluruh kegiatan untuk mahasiswa baru.

"Untuk apa coba? PBAK itu sebenarnya cuma 3-4 hari. Dan sudah semuanya (dianggarkan) Rp 400 juta lebih. Jadi tidak ada anggaran kurang (untuk PBAK)," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Mudofir.

Menurutnya pelaksanaan PBAK sudah dianggarkan dan dibiayai oleh kampus sehingga pihaknya meminta panitia membatalkan kerjasama dengan pihak-pihak yang berpotensi merugikan lembaga.

Selain itu, Mudofir menyebut pihak DEMA dan SEMA UIN Raden Mas Said Surakarta melangkah sendiri dalam melakukan penggalangan sponsorship dan tidak melaporkan kepada pimpinan universitas.

"Jika terjadi pelanggaran dalam praktik pencarian sponsorsip oleh DEMA dan SEMA, akan diselesaikan oleh Dewan Kode Etik Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta," tegas Mudofir.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Mahasiswa Baru UIN Solo Dipaksa Daftar Pinjol Saat Ospek, DEMA Diduga Terima Sponsorship Rp 160 Juta"

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved