Kolom

Bacalah

Jika ada kata misalnya"Membaca" maka sebelum kita mengucapkannya dengan lidah atau dalam benak kita.

Editor: Nurhadi Hasbi
TribunSulbar.com/Habluddin
Kabag Humas Kemenag Sulbar, H M Sahlan 

Oleh: H M Sahlan
(Sekum Mui Sulbar/Ketua MDS Rijalul Ansor Sulbar)

Sungguh mengherankan perintah pertama Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam wahyu-Nya yang pertama yakni Iqra' (Bacalah). Betapa tidak, Muhammad diperintahkan membaca padahal beliau adalah seorang tidak pandai baca tulis.

Namun demikian, keheranan itu segera akan sirna, begitu kita menyadari bahwa membaca adalah tangga menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Iqra' pada mulanya bermakna menghimpun.

Baca juga: Bagian 1 - Periode Kemanusiaan

Jika ada kata misalnya"Membaca" maka sebelum kita mengucapkannya dengan lidah atau dalam benak kita.

Sebenarnya melihat ketujuh huruf itu satu persatu terlebih dahulu dan memperurutkannya lalu menghimpunnya dan seketika itu setelah terjadi aneka proses yang sangat cepat, lahirlah bacaan yang berbunyi "membaca".

Sungguh luar biasa mata dan otak kita.

Sedemikian cepatnya ia bekerja sehingga lahir bacaan.

Semakin kita terbiasa membaca (mandarras) maka semakin terlatih dan fasih kita dalam setiap prosesnya.

Kata iqra' juga sangat menakjubkan.

Baca juga: Bagian 2 - Periode Manusia Mengenal Tulisan

Kata ini dalam aksara arab terdiri dari huruf-huruf qaf, Ra', Hamzah.

Ketiga huruf tersebut betapapun kita mengotak-atik susunannya dia tetap mempunyai makna.

Misalnya kita mendahulukan Hamzah lalu Qaf dan Ra' kita dapat membacanya Aqarra (mengakui/mantap/tenang).

Bisa juga Hamzah lalu Ra' dan Qaf di akhirnya, sehingga terbaca Ariqa ( Gelisah/Sulit Tidur ).

Ini mengisyaratkan bahwa kalau kita kurang membaca (miskin pengetahuan) maka kita akan gelisah dan tidak bisa tidur dengan tenang.

Maka membaca (qara'a) kita lakukan supaya kita tahu.

Sehingga kita terjauh dari kegelisahan (Ariqa ) dan bila kita tidak gelisah maka kita akan menemukan ketenangan dan mantap (Aqarra ) dalam meraih kemuliaan hidup.

Iqra' juga digunakan untuk objek apapun.

Kita dituntut oleh kata pertama dalam wahyu itu untuk membaca apa saja, yang tertulis atau yang terhampar, yang buruk pun boleh di baca selama motivasinya adalah Bismi Rabbika.

Seperti kata seorang arif yang artinya : " Aku berusaha tahu yang buruk, bukan untuk melakukannya, tetapi untuk menghindarinya, siapa yang tak kenal keburukan, maka dia dapat terjerumus ke dalamnya".

Baca juga: Bagian 3 - Periode Manusia Mengenal Tulis Baca

Jadi membaca sebagai lambang dari segala apa yang dilakukan oleh manusia, baik yang aktif maupun pasif.

Membaca juga menyatakan, "Bacalah, bergeraklah, bekerjalah, berbuat baiklah demi Tuhanmu.

Demikian pula, apabila kita berhenti bergerak atau berhenti melakukan sesuatu aktivitas, maka hendaklah hal tersebut didasarkan juga pada Bismi Rabbika, yakni jangan lakukan itu dan ini, demi karena Tuhanmu, berhentilah melakukan keburukan demi karena Tuhanmu dan seterusnya.

Sehingga pada akhirnya ayat tersebut berarti "Jadikanlah karena Tuhanmu ".

Demikianlah Iqra' (Bacalah/darrasi'i ) menjadi tuntunan dalam kehidupan kita di era modern ini, mensyukurinya dan mengamalkan tuntunan-Nya.

Dia memerintahkan Nabi-Nya dan termasuk kita semua bahwa Iqra' Bismi Rabbika yakni Bacalah dengan nama Tuhanmu dalam segala aktivitas. Wallahu Aklam Bisshawab. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved