Iduladha 1444 H

Hendak Dikirim ke Kalimantan Lewat Pelabuhan Feri Mamuju, 5 Sapi Ditemukan Terserang Penyakit

Sedangkan, penyakit parasit darah merupakan masalah kesehatan karena menimbulkan kerugian ekonomi pada ternak sapi.

Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar/Habluddin
Sapi disemprot disinfektan di Pelabuhan Feri Mamuju Jl Martadinata, Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulbar, Jumat (23/6/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Stasiun Karantina Pertanian Mamuju melaksanakan serangkaian pemeriksaan kesehatan ternak Sapi dan Kambing jelang Idul Adha.

Pemeriksaan dilakukan sebelum dikirim ke Kalimantan.

"Jadi Sapi sebelum dikirim itu diambil darahnya dulu untuk diperiksa penyakit brucellosis dan penyakit parasit," kata Kepala Stasiun Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono, saat ditemui di kantornya Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulbar, Jumat (23/6/2023).

Brucellosis pada sapi menyebabkan terjadinya abortus (keguguran) yang bersifat temporer atau permanen, kematian pedet baru lahir (stillbirth), gangguan reproduksi (infertilitas dan sterilitas), penurunan produksi susu, plasentitis, orchitis, epididimitis (Corbel 1997) serta mampu mengekskresikan kuman ke dalam uterus.

Sedangkan, penyakit parasit darah merupakan masalah kesehatan karena menimbulkan kerugian ekonomi pada ternak sapi.

Kerugian tersebut berupa pertumbuhan yang terhambat, penurunan berat badan, penurunan daya kerja, penurunan daya reproduksi, penurunan reproduksi susu, dan aborsi.

"Kita juga lakukan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebanyak dua kali. Jadi sapi yang sudah ada di pelabuhan itu susah selesai karantinanya dan dinyatakan sehat," ungkap Agus.

Proses karantina sendiri dilaksanakan selama 14 hari.

Saat ini, ada 450 ekor sapi yang di karantina dan nantinya akan dikirim ke Kalimantan.

"Kalau kambing kurang lebih 700 ekor," ujarnya.

Agus juga membeberkan selama proses rangkaian pemeriksaan dilakukan ada ditemukan ternak yang berpenyakit.

Karantina menemukan penyakit brucellosis yang menyebabkan sapi harus dimusnahkan.

"Kita lakukan pemusnahan artinya sapi disembelih, namun dagingnya masih bisa dikonsumsi," bebernya.

Sejauh ini sudah ada lima ekor sapi yang berpenyakit brucellosis.

Pemilik sapi juga sudah diberitahu.

"Karena sapi tidak bisa dikirim jika berpenyakit. Pemusnahan harus dibawah pengawasan dokter karantina," tandasnya.(*)

Laporan wartawan TRIBUN-SULBAR.COM, Habluddin

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved