Imigrasi Polman

Usai Menikah, Bule Prancis NIkahi Gadis Tinambung Wajib Lapor ke Imigrasi Polman

Setelah menikah, keduanya berencana ke Prancis, yang merupakan negara asal Muhammad untuk memperbaharui izin kewarganegaraan dan akan kembali lagi

Editor: Ilham Mulyawan
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Bule Prancis Muhammad, dengan Nurul foto bersama saat berada di pelaminan Desa Lekopadis, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polman, Rabu (14/6/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM - Bule Prancis bernama Muhammad resmi menikahi gadis asal Tinambung Polman bernama Nurul Faradilla (17).

Akad nikah keduanya dilaksanakan di Masjid Nurullah Pasar Baru, Desa Lekopadis, Kecamatan Tinambung, Polman pada pukul 10.30 Wita, Rabu (14/6/2023).

Setelah menikah, keduanya berencana ke Prancis, yang merupakan negara asal Muhammad untuk memperbaharui izin kewarganegaraan dan akan kembali di ke Tinambung Polman.

Baca juga: Tinggal di Tinambung, Bule Prancis Akan Kerja Ini Demi Nafkahi Istrinya

Baca juga: BREAKING NEWS: Pernikahan Bule Prancis dengan Gadis Tinambung Polman Dikerumuni Warga

Terkait pernikahan WNA Perancis tersebut, Kepala Imigrasi Polman, Erybowo Radyan Asmono mengatakan, kewenangannya berada di Kantor Urusan Agama (KUA) untuk pernikahannya, dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) untuk pencatatan pernikahannya.

"Namun setelah pernikahan, WNA Perancis tersebut wajib lapor perubahan status sipilnya kepada Imigrasi Polman," ujar Erybowo.

"Dan apabila akan melakukan alih Status menjadi penyatuan keluarga maka akan kami koordinasikan kepada instansi terkait lainnya, untuk keabsahan berkasnya," ia menambahkan.

Erybowo menuturkan pada dasarnya pihaknya tak melarang pernikahan beda negara, namun tentu ada aturan-aturan yang harus ditaati.

Pada pernikahan di Tiambung Polman itu, mempelai pria memberikan mahar seperangkat alat sholat dan satu stel emas kepada mempelai wanita.

Bule prancis Muhammad mengenakan pakaian pengantin adat Mandar bercorak warna biru.

Ia didampingi ibunya Aida dengan adik kandungnya Abdullah duduk di dalam masjid.

Pernikahan dihadiri pula oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tinambung.

Puluhan warga pun mengelilingi bule Prancis itu dan mengabadikan moment.

Keluarga Nurul sang mempelai wanita mengadakan pesta pernikahan di bawah tenda terowongan.

Kedua mempelai pun berdiri diatas pelaminan dan menyalami para tamu undangan yang hadir.

Para tamu undangan juga antre di atas pelaminan untuk foto bersama dengan kedua mempelai.

Mempelai wanita harus menggunakan papan penopang saat berdiri agar tinggi badanya setara dengan bule tersebut.

"Walinya laki-laki diserahkan sama imam masjid, sudah bisa bahasa Indonesia dipandu tadi," ujar kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tinambung, Abd Mubarak kepada wartawan.

Ia mengatakan proses akad nikah berlangsung meriah tanpa ada hambatan meski beda negara dan budaya.

Puluhan warga pun menjadi saksi pernikahan kedua remaja yang saling jatuh cinta itu.

Mubarak mengatakan akhir bulan ini Muhammad bersama ibunya akan kembali ke Prancis.

Ia akan membawa Nurul ikut bersama ke Prancis.

"Tapi akan kembali ke Tinambung, rencananya akan memulai usaha di Tinambung ini," lanjutnya.

Informasi dihimpun Tribun-Sulbar.com, kedua muda mudi ini berkenalan saat bertemu di Desa Lekopadis.

Muhammad yang berbaur dengan masyarakat desa itu pun jatuh cinta dengan Nurul.

Kedatangan mereka pun sempat heboh lantaran awalnya adik Muhammad, Abdullah yang hendak melamar gadis bernama Rayatia.

Namun pernikahan Abdullah harus tertunda lantaran masih terhalang oleh aturan usia atau masih dibawah umur.

Berbeda dengan kakaknya Muhammad, ia menikahi gadis Desa Lekopadis yakni Nurul. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved