Berita Mamuju

87 Petani Sampoang Kalukku Akan Dapat Bantuan Kebencanaan dari BNPB, Rp 8 Juta Per Hektare

Proses bantuan kebencanaan di Lingkungan Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), masih verifikasi

Penulis: Abd Rahman | Editor: Habluddin Hambali
Tribun Sulbar / Abd Rahman
Situasi persawahan di Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju,Sulawesi Barat (Sulbar), pascabanjir delapan bulan lalu, Sabtu (27/5/2023). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Proses bantuan kebencanaan di Lingkungan Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), masih tahap verifikasi data.

Tercatat, sebanyak 87 orang petani sawah akan menerima bantuan dari Bantuan kebencanaan itu dari Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB).

Kemudian, luas lahan persawahan terdampak banjir 46 hektare yang akan menerima bantuan bencana tersebut.

"Anggarannya belum turun, masih dalam tahap verikasi sampai sekarang," kata Kepala BNPB Sulbar Amir Maricar saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, Senin (5/6/2023).

Namun Maricar, enggan membeberkan data nama-nama penerima bantuan tersebut, karena masih dalam tahapan penilaiaan.

"Kita tidak bisa munculkan datanya,nanti jelas dari BNPB baru kita kasi datanya. Karena jangan sampai mereka (penerima) berharap," ujar dia.

Kata dia, jika anggaran sudah turun setiap orang akan menerima bantuan Rp 8 juta bagi petani yang memiliki lahan satu hektare.

"Yang jelas satu hektare sawah itu dapat 8 juta, yang gagal panen kemarin akibat banjir," bebernya.

Sebelumnya, Petani di Sampoang, Kelurahan Sinyonyoi, Kecamatan Kalukku,Kabupaten Mamuju,Sulawesi Barat (Sulbar), merasa kecewa dengan pemerintah daerah Kabupaten Mamuju.

Sudah delapan bulan pascabanjir di Kecamatan Kalukku, persawahan yang tertimbun bekas banjir belum juga mendapat perhatian.

Lahan seluas 72 hektare sawah belum bisa ditanami padi, lantaran masih tertimbun lumpur dan pasir beserta kayu bekas banjir.

Ketua Kelompok Tani Tamiriri 2 Suardi Ali mengaku, pascabanjir pemerintah sama sekali tidak pernah turun memberikan bantuan.

"Sudah 8 bulan petani kita tidak bisa tanam padi, karena persawahan tidak bisa dikerjakan dengan tenaga manusia. Harus menggunakan alat berat," ungkap Suardi kepada Tribun-Sulbar.com, Sabtu (27/5/2023).(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Abd Rahman

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved