Haji 2023

KISAH Sahlan Sampang Naik Haji, Sehari Nabung Rp4 Ribu Saban Kamis Rp10 Ribu Selama 25 Tahun

Empat puluh tahun terakhir, dia menghabiskan hari di dua pasar terjadwal di Kecamatan Ketapang, Pasar Kemmisan dan Pasar Jumat Pagi.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ilham Mulyawan
Thamzil Thahir/Tribun-Sulbar.com
Sahlan Sampang, Jamaah haji Indonesia asal Madura 

"Saya merasa telapak Sahlan laiknya papan yang belum diketam."

Bihaki menyebut, kalau pakai minyak Madura, pijatan tangan Sahlan, sekaligus jadi kerokan.

Bayaran juru pijat keliling, juga sebelas-dua belas dari upah kuli keranjang ikan di pasar.

Karena iri lihat, tetangga dan kerabat pergi berhaji, di umur 30 tahun, dia mulai buka tabungan haji pribadi.

Di hari biasa, dia disiplinkan menabung Rp4000-Rp 5000 pendatannya untuk setoran haji.

"Kalo Pasar Kemmisan dan Jumat sepoloh rebo (Rp10 ribu)," ujar suami tanpa anak itu.

Di kampung-kampung Pulau Madura, nama pasar menyesuaikan hari pasar.

Tahun 2010, tabungan di rumah dipindahkan ke tabungan haji resmi di unit bank capem kecamatan.

Tabungan hariannya lanjut.

Tepat, 12 tahun, 2022, nama dan nomor porsinya masuk jatah pelunasan.

"Alhamdullliah, sekkone settong jede bannya' (syukur satu sedikit, jadi banyak)."

Jika dihitung, total tabungan haji Sahlan memang cukup untuk biaya haji reguler, dan bahkan bisa membiayai acara Slemetan potong 1 ekor sapi, sepekan sebelum masuk Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Mei 2023 lalu.

Satu ekor sapi Madura, dihargai Rp 20 juta.

Di Madura, ada tradisi "Slemetan" sebelum dan sepulang "naik haji. "

Tradisi tua itu, sekaligus mengabarkan dan meminta restu keluarga, kerabat, dan tetangga sekampung.
Tradisi inilah mengkonfirmasikan, kenapa di Madura, Lebaran Idul Adha selalu lebih ramai dari Lebaran Idul Fitri.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved