Banjir Polman

Banjir Tak Surut, Ridwan Alimuddin Soroti Sampah Hingga Pembangunan Serampangan di Polman

Menurut Ridwan, selain persoalan sampah, Polman juga dihadapkan pada masalah konversi lahan di sekitar Matakali, yang masif adalah perumahan.

Editor: Ilham Mulyawan
Dok Ridwan Alimuddin
Budayawan Mandar Ridwan Alimuddin 


TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Banjir yang mengpeung Polman sudah tiga hari berlangsung, sejak Kamis (4/5/2023) lalu hingga Sabtu (6/5/2023) hari ini, namun tidak surut-surut akibat luapan air sungai di sekitar permukiman warga.

Budayawan, yang juga pemerhati lingkungan, Ridwan Alimuddin mengatakan, banjir yang tak kunjung surut ini dikarenakan saluran air, mulai selokan, kanal hingga sungai kecil yang tidak lancar.

"Banyak penyebabnya, bisa karena tumpukan sampah, sedimentasi juga konservasi lahan," ujar Ridwan kepada Tribun-Sulbar.com, Sabtu (6/5/2023).

Baca juga: Banjir Tak Surut-surut, Warga di MatakalI Polman Kekurangan Air Bersih dan Bahan Makanan

Baca juga: Ujian Siswa SD di Matakali Polman Terancam Tunda Gara-gara Banjir di Sekolah

Untuk diketahui, baru-baru ini ramai jadi perbincangan hangat, Kecamatan Wonomulyo di Kabupaten Polewali mandar (Polman) yang saluran irigasinya dibanjiri sampah.

Sampah-sampah ini mengalir mengikuti aliran air yang mengalir di sepanjang irigasi.

Sepanjang irigasi mulai dari pasar Wonomulyo, Sidodadi, Desa Sidorejo, Bumiayu hingga Nepo sempat dilalui sampah.

Video sampah sepanjang dua kilometer yang berada di irigas itu pun sontak viral di media sosial.

Polman memang hingga kini belum mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sejak TPA Paku ditutup.

Ada TPA Sattoko, namun baru mau dibuka dan dioperasikan pada Juni atau Juli mendatang.

Peta Sedimentasi di wilayah matakali Polman
Peta Sedimentasi di wilayah matakali Polman

Menurut Ridwan, selain persoalan sampah, Polman juga dihadapkan pada masalah konversi lahan di sekitar Matakali, yang masif adalah perumahan.

"Pembangunan kawasan perumahah menghasilkan beberapa dampak, mulai aliran-aliran alami terhambat, timbunan menghasilkan sedimentasi dari penggalian di bukit maupun ketika terbawa arus), sampah perumahan dan lain-lain," terang Ridwan.

Lalu, sedimentasi di Teluk Mampie, khususnya di muara sungai yang ada kemungkinan mempengaruhi kecepatan buangan air hujan.

"Ini baru muara, kemungkinan badan sungai juga demikian," tambahnya.

Sehingga dia mengimbau Pemkab Polman, agar mengambil langkah cepat dengan evakuasi dan kegiatan-kegiatan pasca bencana.

"Kemudian betul-betul mengkaji, mencari tahu apa penyebab. Kejadian banjir sampah beberapa waktu lalu kan sudah bisa menjadi peringata pemerintah cari tahu. Ada yg mengatakan itu karena perubahan lahan di kawasan hulu. Iya, itu salah satu faktor juga, tapi kalau melihat genangan terus ada meski tidak ada hujan deras, pasti ada yang buntu atau tidak lancar," jelas Ridwan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved