Polman Banjir Sampah

Wonomulyo Dibanjiri Sampah, Bukti Pemkab Polman Lambat Bekerja

Ridwan menyebut, pemkab Polman seharusnya tahu masalah apa yang dialami di TPA Paku atau TPA Amola

|
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Ilham Mulyawan
Tribun Sulbar / Zuhaji
Budayawan yang juga pemerhati lingkungan, Muhammad Ridwan Alimuddin 


TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Sedang ramai jadi perbincangan hangat, Kecamatan Wonomulyo di Kabupaten Polewali mandar (Polman) yang saluran irigasinya dibanjiri sampah.

Sampah-sampah ini mengalir mengikuti aliran air yang mengalir di sepanjang irigasi.

Sepanjang irigasi mulai dari pasar Wonomulyo, Sidodadi, Desa Sidorejo, Bumiayu hingga Nepo sempat dilalui sampah.

Baca juga: Wonomulyo Banjir Sampah, Aktivis Lingkungan: Pemkab Polman Memang Tidak Serius Atasi Soal Sampah

Baca juga: Persoalan Sampah Tak Kunjung Ada Solusi, Penyebab Utama Polman Gagal Raih Penghargaan Adipura

Video sampah sepanjang dua kilometer yang berada di irigas itu pun sontak viral di media sosial.

Persoalan sampah di Polman menjadi penyebab, daerah yang dipimpin Bupati Andi Ibrahim Masdar itu gagal meraih Adipura.

Budayawan, yang juga pemerhati lingkungan, Ridwan Alimuddin mengatakan banjir sampah di Wonomulyo Polman merupakan dampak, atau efek efek domino ketidaksiapan Pemkab Polman, dalam mengelola sampah dalam waktu jangka panjang.

Ridwan menyebut, pemkab Polman seharusnya tahu masalah apa yang dialami di TPA Paku atau TPA Amola, ketika masa penggunaannya, maupun ketika TPA itu mengalami masalah karena melubernya limbah yang membuat masyarakat menuntut untuk menutupnya.

"Nah, ketika itu terjadi, Pemkab Polman justru menyikapinya dengan mencari TPA pengganti yang tidak melalui kajian. Proses itu lama sekali karena di mana-mana masyarakat menolak,"

"Belakangan, setelah menemui jalan buntu, baru pemkab menjalani yang seharusnya, yakni pelibatan perguruan tinggi dan kajian ilmiah dalam mencari TPA. Kemudian ditentukanlah untuk membuat Sattoko yang kabarnya sedang proses pembangunan," ujar Ridwan, Jumat (7/4/2023).

Namun dalam prosesnya TPA Sattoko butuh waktu lagi sebelum dioperasikan.

"Idealnya, jika pemkab bergerak cepat dan tepat, masalah tidak berlarut-larut. Yang salah satunya adalah sampah-sampah yang dihasilkan masyarakat di Wonomulyo tidak terkelola dengan baik," ia menambahkan.

Sampah menumpukk di saluran irigasi di Wonomulyo Polman
Sampah menumpukk di saluran irigasi di Wonomulyo Polman (Fahrun/Tribun-Sulbar.com)

Kata Ridwan, jike melihat kondisi lapangan, sampah-sampah itu ada dibuang ke TPA darurat, sebagian dibakar dan sebagian besar dibuang ke saluran irigasi.

Mengingat saluran irigasi tidak selalu besar debit airnya, lama-lama badan saluran irigasi itu dipenuhi dengan sampah yang didominasi sampah plastik. Ketika ada aliran air dalam debit besar, maka terdoronglah tumpukan sampah yang cukup masif tersebut yang ujung-ujungnya akan sampai ke laut.

"Kami mendapat informasi bahwa belakangan ini volume sampah yang menumpuk di pantai Mampie mengalami peningkatan. Bisa jadi itu juga bagian dari sampah yang berasal dari kota Wono sebab saluran irigasi itu bermuaranya ke Teluk Mampie," ungkapnya.

Kebiasaan warga di Wonomulyo buang sampah ke saluran irigasi, juga dikarenakan tidak ada yang datang menjemput sampah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved