Breaking News

Sampah Polman

Warga Bumiayu Resah, Saluran Irigasi Tercemar Akibat Kiriman Sampah dari Pasar Wonomulyo

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Rabu (5/4/2023) sepanjang aliran irigasi air terdapat sisa sampah.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
Penampakan sampah yang menumpuk di saluran irigasi air Desa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo, Polman, Rabu (5/4/2023). Fahrun. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Warga Desa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) resah soal sampah di saluran irigasi.

Pasalnya sampah tersebut mencemari lingkungan sekitar yang dilalui irigasi air tersebut.

Bahkan aliran air di irigasi kini keruh dan mengeluarkan aroma busuk menyengat.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Rabu (5/4/2023) sepanjang aliran irigasi air terdapat sisa sampah.

Sampah mengapung di pintu air, dan terdapat pula di pinggir kiri dan kanan saluran irigasi.

Salah satu warga Bumiayu yang ditemui, Yusril mengatakan kini aliran irigasi air keruh.

"Kemarin air di irigasi bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman bunga di halaman rumah," terang Yusril saat ditemui di Jl Gereja, Desa Bumiayu.

Ia mengatakan, kini air di irigasi tidak dapat lagi digunakan menyiram tanaman lantaran sudah tercemar.

Mengeluarkan aroma busuk, bahkan warnanya sudah coklat keru, setelah dilalui sampah.

Meski sampah tersebut sudah hanyut ke muara irigasi di Desa Napo, namun baunya masih tinggal.

"Itu lantaran ada beberapa tumpukan sampah dalam karung tenggelam di dasar irigasi," lanjutnya.

Belum lagi, kata Yusril sampah tersebut banyak yang tinggal di pintu air, dan pinggir irigasi.

Ia pun berharap agar pemerintah daerah melarang masyarakat membuang sampah di irigasi.

Lantaran berdampak kepada masyarakat yang memanfaatkan aliran air di irigasi, serta mencemari lingkungan.

Sebelumnya diberitakan sampah menumpuk di saluan irigasi air atau disebut ledeng, sepanjang dua kilometer (KM) di Kecamatan Wonomulyo.

Pantauan Tribun-Sulbar.com, Rabu (5/4/2023) sampah itu kini hanyut ke muara irigasi.

Sampah tersebut berasal dari komplek Pasar Sentral Wonomulyo, yang dibuang ke saluran irigasi air.

Warga setempat membuang sampah di saluran irigasi, lantaran belum adanya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Sampah yang menumpuk selama dua bulan itu lalu mengalir saat bendungan pintu air terbuka pada Selasa (4/3/2023) kemarin.

Sepanjang saluran irigasi pun dilalui sampah mulai dari pasar Wonomulyo, Sidodadi masuk ke Desa Sidorejo hingga Bumiayu.

"Kemarin bendungan air di buka, setelah dua bulan tertutup, makanya sampah di irigasi mengalir semua," terang salah satu petugas satgas sampah Wonomulyo, Andi Rahmawan Rahim.

Ia menjelaskan masyarakat yang kurang sadar akan lingkungan, membuang sampahnya ke irigasi.

Selain itu, lantaran tidak adanya TPA akhir, menjadi penyebab tumpukan sampah tersebut.

Dikatakan, sampah menumpuk selama dua bulan lebih di sepanjang saluran irigasi yang ada di Wonomulyo.

Lantaran air tidak mengalir di saluran irigasi, karena dalam perbaikan di salah satu irigasi air.

"Setelah diperbaiki dan dialiri air, sampah sepanjang 2 km itu tersapu ke muara irigasi," lanjutnya.

Kini sampah itu telah hanyut hingga ke muara irigasi di wilayah Desa Garassi dan Nepo.

Rahmawan dan satgas sampah Wonomulyo akan memantau agar masyarakat tidak lagi membuang sampah di irigasi.

"Kita himbauan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke irigasi, kasian para petani," ungkapnya.

Ia menegaskan terdapat mobil sampah yang siap mengangkut sampah di Wonomulyo ke Ammasangan, Kecamatan Binuang.(*)

Sumber: Tribun sulbar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved