Stunting Sulbar

Stunting dan Dampaknya Terhadap Kesehatan dan Ekonomi

Angka penderita stunting Sulbar tertinggi kedua di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur (NTT). Penderita stunting Sulbar diangka 35 persen.

Editor: Nurhadi Hasbi
ilutrasi
Ilustrasi penderita stunting di Mamuju Tengah bertambah 

TRIBUN-SULBAR.COM - Stunting menjadi masalah besar bagi Provinsi Sulawesi Barat.

Angka penderita stunting Sulbar tertinggi kedua di Indonesia setelah Nusa Tenggara Timur (NTT)

Penderita stunting Sulbar diangka 35 persen.

Sementara NTT 35.03 persen.

Angka stunting Sulbar yang justru naik di tahun 2022 dibandingkan tahun 2022 menjadi perhatian pemerintah pusat.

Penderita stunting Sulbar pada tahun 2021 yakni 33,8 persen. Artinya naik 1,2 persen di tahun 2022.

Wakil Presiden RI Maruf Amin, secara khusus kunjungan ke Sulbar memberikan pengarahan percepatan penanganan stunting di Sulbar.

Simak pengertian stunting, beserta penyebab dan dampaknya.

Pertumbuhan yang terhambat pada anak kerap dikaitkan dengan istilah "stunting".

Pertumbuhan terhambat dapat disebabkan oleh kurangnya nutrisi yang memadai dan mengakibatkan masalah kesehatan.

Pertumbuhan linier pada anak usia dini merupakan penanda kuat pertumbuhan yang sehat.

Mengingat hubungannya dengan risiko morbiditas dan mortalitas, penyakit tidak menular di kemudian hari, serta kapasitas belajar dan produktivitas.

Lantas, apa itu stunting?

Tentang Stunting

Stunting adalah ketika seorang anak gagal tumbuh ke ketinggian yang sesuai untuk usianya.

Penyebab utamanya adalah gizi buruk pada ibu hamil, bayi dan balita.

Definisi stunting sendiri mengalami perubahan.

Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Perlu diketahui, bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak.

Tetapi anak yang stunting pasti pendek.

Mengutip dari tanotofoundation, stunting adalah salah satu bentuk malnutrisi, tetapi lebih tepat disebut kurang gizi.

Hanya sedikit orang di Indonesia yang kekurangan kalori, tetapi rendahnya kesadaran akan gizi seimbang membuat makanan sering kali banyak nasi, dengan sedikit protein atau sayuran.

Banyak orang tua juga yang tidak memahami pentingnya ASI , malah mengandalkan susu formula yang tidak begitu bergizi bagi bayi.

Di beberapa daerah, kurangnya air bersih untuk sanitasi dan kebersihan pribadi serta terbatasnya akses ke layanan kesehatan dapat memperburuk masalah.

Stunting sering dimulai di dalam rahim karena pola makan ibu yang buruk.

Gejala stunting biasanya tidak muncul dengan sendirinya sampai anak berusia sekitar dua tahun, ketika terlihat jelas bahwa anak tidak tumbuh secepat yang seharusnya.

Penyebab Stunting

Dikutip dari yankes.kemkes.go.id, ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain:

1. Asupan kalori yang tidak kuat.

a. Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan).

b. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan batita (kecukupan ASI).

c. Peranan protein hewani dalam MPASI.

d. Penelantaran

e. Pengaruh budaya

f. Ketersediaan bahan makanan setempat.

2. Kebutuhan yang meningkat

a.Penyakit jantung bawaan.

b. Alergi susu sapi.

c. Bayi berat badan lahir sangat rendah.

d. Kelainan metabolisme bawaan.

e. Infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis / TBC, difteri, pertussis, dan campak).

Dampak Stunting di Indonesia

Berikut sejumlah dampak dari stunting yang terjadi di Indonesia:

1. Dampak kesehatan

a. Gagal tumbuh yakni berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus.

Juga mengalami hambatan perkembangan kognitif dan motoric.

b. Gangguan metabolik pada saat dewasa, berupa risiko penyakit tidak menular seperti, diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya.

2.Dampak ekonomi

Stunting berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya yakni 2 hingga 3 persen GDP.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apa Itu Stunting? Berikut Penyebab dan Dampaknya

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved