Opini
Moderasi Beragama Cara Memperkuat Kerukunan Umat
Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Oleh: Muhammad Yassir Safri
Mahasiswa STAIN Majene Asal Batetangnga Polman
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki bayak suku, budaya dan bahasa.
Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Tercatat penduduk Indonesia tumbuh 1,7 persen secara tahunan, hingga saat ini jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 273,52 juta jiwa pada 31 januari 2023.
Indonesia memiliki 1.340 suku dan budaya di Tanah Air.
Salah satu diantaranya adalah Mandar.
Suku Mandar merupakan kelompok etnis terbesar di Sulawesi Barat.
Suku Mandar dulunya tergabung dalam suku-suku besar di pulau Sulawesi, termasuk suku Bugis dan suku Toraja.
Sampai pada akhirnya Sulawesi Barat berdiri sebagai provinsi pada tahun 2004.
Sulawesi Barat mempunyai 4 suku di antaranya ada Mandar, Mamasa, Pattae' dan Kalumpang.
Beragamnya suku dan budaya di Sulawesi Barat, dapat kita bayangkan betapa banyaknya pendapat, keyakinan dan pandangan.
Makanya tidak mengherankan, jika terkadang terjadi gesekan antara suku satu dengan suku lainnya dan bahkan antara agama satu dengan agama lainnya, karena berbeda keyakinan dan penafsiran terkait penjelasan budayanya.
Karena keberagaman budaya inilah, maka kita perlu bermoderasi dalam beragama
Lalu, apa yang dimaksud dengan moderasi beragama?
Secara bahasa, kata moderasi berasal dari bahasa latin moderatio yang bermakna keseimbangan, tidak kurang dan tidak lebih.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Moderasi beragama di definisikan sebagai pengurangan kekerasan dan tindakan ekstrimis, singkatnya moderasi adalah sikap moderat (berada di tengah-tengah) tidak liberal, saling menghargai antara umat beragama, sikap adil, keseimbangan, toleransi dan tidakan fanatis.
Yusuf Al-Qordawi menyebutkan bahwa Washatiyah dalam islam merupakan sikap seseorang yang menunjukkan sikap keadilan.
Hal ini merupakan sikap dari devenisi moderasi beragama secara terperinci di dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 143.
Salah satu tantangan terbesar kita di Sulawesi Barat sebagai umat beragama adalah perbedaan latar belakang budaya, suku, bahkan agama.
Dalam bermasyarakat, sikap saling menyalahkan antar agama dan budaya hanya karena berbeda paham dan penafsiran bisa menjadi faktor terjadinya perpecahan kerukunan umat beragama.
Tidak dapat menerima perbedaan, selalu merasa paling benar, tidak menghargai antar umat beragama, dan saling membenci.
Oleh karena itu untuk menghindari sikap intoleransi dalam beragama perlu yang namanya mengedepankan sikap toleransi, menerima perbedaan, bersikap adil, dan menghargai keyakinan kebudayaan.
Dari berbagai keragaman budaya dan agama di Sulawesi Barat, harus dipahami bahwa agama dan suku adalah 2 hal yang harus dijaga keharmonisannya.
Manakala terjadi gesekan maka keragaman ini terasa sia-sia dan istilah "bhinneka tunggal Ika" akan tidak ada artinya.
Maka gesekan itu bisa diatasi dengan berbagai cara, seperti halnya penghormatan agama ketika ibadah dilaksanakan, pembangunan rumah ibadah yang yang tidak jadi masalah serta budaya agama tidak dipersoalkan sebagai pemahaman masing-masing.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.