Opini
Moderasi Beragama Cara Memperkuat Kerukunan Umat
Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Moderasi beragama di definisikan sebagai pengurangan kekerasan dan tindakan ekstrimis, singkatnya moderasi adalah sikap moderat (berada di tengah-tengah) tidak liberal, saling menghargai antara umat beragama, sikap adil, keseimbangan, toleransi dan tidakan fanatis.
Yusuf Al-Qordawi menyebutkan bahwa Washatiyah dalam islam merupakan sikap seseorang yang menunjukkan sikap keadilan.
Hal ini merupakan sikap dari devenisi moderasi beragama secara terperinci di dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 143.
Salah satu tantangan terbesar kita di Sulawesi Barat sebagai umat beragama adalah perbedaan latar belakang budaya, suku, bahkan agama.
Dalam bermasyarakat, sikap saling menyalahkan antar agama dan budaya hanya karena berbeda paham dan penafsiran bisa menjadi faktor terjadinya perpecahan kerukunan umat beragama.
Tidak dapat menerima perbedaan, selalu merasa paling benar, tidak menghargai antar umat beragama, dan saling membenci.
Oleh karena itu untuk menghindari sikap intoleransi dalam beragama perlu yang namanya mengedepankan sikap toleransi, menerima perbedaan, bersikap adil, dan menghargai keyakinan kebudayaan.
Dari berbagai keragaman budaya dan agama di Sulawesi Barat, harus dipahami bahwa agama dan suku adalah 2 hal yang harus dijaga keharmonisannya.
Manakala terjadi gesekan maka keragaman ini terasa sia-sia dan istilah "bhinneka tunggal Ika" akan tidak ada artinya.
Maka gesekan itu bisa diatasi dengan berbagai cara, seperti halnya penghormatan agama ketika ibadah dilaksanakan, pembangunan rumah ibadah yang yang tidak jadi masalah serta budaya agama tidak dipersoalkan sebagai pemahaman masing-masing.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.