Berita Polman
Netizen Minta Pj Gubernur Akmal Malik Turun Tangan Tangani Masalah Sampah di Polman
pemandangan seperti itu, cukup banyak di jumpai di setiap jalan, khusunya di Kelurahan Madatte dan Manding, Kecamatan Polewali.
TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Kabupaten Polewali mandar (Polman) masih dihinggapi masalah klasik, yakni sampah.
Belum adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Polman, membuat sampah rumah tangga hanya dibiarkan tergeletak di pinggir jalan, hingga menimbulkan bau busuk.
Kadang tak diambil berhari-hari, hingga dari waktu ke waktu sampah itu makin menggunung.
Baca juga: Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Polman Makin Banyak, Warga: Tidak Heran
Baca juga: Belum Ada TPA di Polman, Sampah Rumah Tangga Hanya Ditumpuk di Pinggir Jalan, Timbulkan Bau Busuk
Seperti yang terjadi di Jl Seruni, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Rabu (7/12/2022).
Sampah berserakan dan menumpuk disana.
Terdiri dari sampah plastik, limbah rumah tangga, dan beberapa jenis sisa makanan dan botol minuman.
Pemandangan seperti itu, cukup banyak di jumpai di setiap jalan, khusunya di Kelurahan Madatte dan Manding, Kecamatan Polewali.
Hal ini juga jadi perhatian warga, dan para netizen - sebutan untuk mereka yang aktif di media sosial.
Seperti yang netizen di kolom komentar, pada postingan Facebook akun Tribun-Sulbar.
"Bisaka pak gubernur turun selesaikan ini masalah karna sudah cukup lama polman seperti ini," tulis akun Erick pada kolom komentar.
Seorang warga bernama Andin mengaku, sudah terbiasa dengan pemandangan tersebut.
Andin mengatakan, penumpukan sampah di lokasi tersebut sudah cukup sering terjadi selama beberapa bulan terakhir.
"Sering banyak orang buang sampah hingga menumpuk di situ, jadi tidakĀ heran lagi, sering juga saya larang orang buang sampah di situ," ujar Andi saat di temui.
Ia merasa terganggu dengan adanya penumpukan sampah tersebut, lantaran dekat dengan rumahnya.
Menurutnya, kadang petugas kebersihan, mengangkutnya di pagi hari jika sudah menumpuk.
Namun, kadang juga hinga empat hari, tidak diangkut, sehingga terjadi penumpukan.
"Kita juga sebagai masyarakat harus belajar banyak dari persoalan sampah ini, mari mengurangi kantong plastik kresek," ujarnya.