Opini
Depresi Rupiah dan Impossible Trinity
kenaikan FFR harus dilakukan meskipun pengangguran akan naik menjadi sekitar 4,4 persen dari saat ini 3,5 persen.
Mudell-Flemming trilemma menekankan bahwa pengambil kebijakan tidak mungkin mencapai tiga hal tersebut secara bersamaan. Pengambil kebijakan hanya bisa mencapai dua dari tiga tujuan tersebut dalam satu waktu. Dimana kebebasan aliran modal dan independensi kebijakan moneter dapat dicapai dengan mengorbankan kestabilan nilai tukar.
Faktanya, kenaikan FFR pada 2 Novermber 2022 menyebabkan depresiasi Rupiah per Dollar AS, yaitu sekitar 10,07 persen, dari Rp. 14.279 per Dollar AS awal Januari 2022 menjadi Rp. 15.717 per Dollar AS pada 4 November 2022. Terjadi capital out flow dengan keluarnya investor asing dari obligasi domestik jangka waktu 10 tahun akibat kenaikan US treasury yield 10 tahun.
Singkatnya, sejalan pandangan professor ekonomi dari University of California, Berkeley, Maurice Obstfeld, berdasarkan konsep “impossible trinity”, bagi pengambil kebijakan dalam rangka mengantisipasi depresiasi nilai tukar Rupiah per Dollar AS untuk konsisten menjaga independensi kebijakan moneter dan kebebasan aliran modal dalam rezim nilai tukar mengambang bebas. Semoga sukses.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kolom Economic Perspective: Depresi Rupiah dan Impossible Trinity, https://makassar.tribunnews.com/2022/11/06/kolom-economic-perspective-depresi-rupiah-dan-imposible-trinity.