Banjir Mamuju
CERITA Warga Simbuang Mamuju di Pinggir Sungai Karema, Tiap Hujan Dihantui Banjir
Terdapat 27 kepala keluarga (KK) yang bermukim di sepanjang pinggir sungai Karema tersebut.
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Ia mengaku sudah tidak dapat lagi menyelamatkan beras yang berada di dapur rumahnya.
Bahkan baju-baju yang ada di lemari, kembali terendam banjir, yang ke sekian kalinya.
Warga sekitar yang bermukim di bantaran sungai tersebut, menjadikan Terminal Simbunag jadi pelarian.
"Kalau naik lagi air sungai, warga di sini langsung mengungsi di Terminal Simbuang karena cukup tinggi," lanjutnya.
Dikatakan sudah ada beberapa rumah di lingkungan tersebut rusak parah, bahkan sudah ada yang hanyut.
Rumah warga tersebut, rata-rata terbuat dari kayu, atau rumah berdiri yang nampak sudah lapuk.
Muhlis mengaku, banjir yang paling menakutkan saat terjadi di malam hari, seperti malam tadi.
Lantaran, suasana begitu gelap, menyulitkan warga untuk segera menyelamatkan barang-barangnya.
Belum lagi, petugas penyelamat dari pemerintah, datang saat air mulai surut di pagi harinya.
"Kita mau pindah dari sini, tapi tidak mungkin, karena cuman ini tempat tinggal kita," ujar Muhlis.
Usai banjir surut pada pagi tadi, ia dan warga lainya mencuci baju dan membersihkan rumah sisa genangan.
Bantuan logistik seperti makanan siap saji, menjadi kebutuhan mendesak setelah banjir surut.
"Kompor terendam, beras juga ikut terendam, bahkan ada warga yang tabungnya ikut hanyut tadi," tutupnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli