OPINI

PHK Massal Lagi-lagi Menghantam, Angka Pengangguran Bertambah, Tanda Ekonomi Tak Baik-baik Saja

Jika diamati PHK massal selalu diambil perusahaan sebagai solusi ketika kondisi ekonomi dan persaingan bisnis tidak stabil

Editor: Ilham Mulyawan
ist/Tribun-Sulbar.com
Hamsina Halik (Pegiat Literasi Revowriter dan Penulis Buku Antologi Bunda Ajari Aku Menuju Mukallaf) 

PHK massal pasti jelas akan meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan. Karena orang-orang yang kehilangan pekerjaan tak mampu lagi membeli dan memenuhi kebutuhan mereka.

Akibatnya daya beli masyarakat menurun. Terlebih negara dalam sistem kapitalisme tidak memberikan jaminan sosial, semisal pendidikan ataupun kesehatan.

Karena, sektor tersebut legal untuk dikomersilkan. Akibatnya, siapapun yang ingin mendapatkan fasilitas tersebut, mereka harus menggantikan dengan sejumlah uang.

Selain itu, dalam sistem kapitalis, sistem ekonominya hanya bertumpu pada sektor non riil yang tak jauh dari nilai ribawi. Sektor keuangan telah berubah menjadi kompetitor bagi sektor riil dalam menawarkan keuntungan.

Akibatnya, dalam waktu yang singkat jumlah uang meningkat begitu banyak.

Di sisi lain, sektor non riil kekurangan modal untuk menggerakkan mesin produksi. Ini kemudian berdampak kurangnya pasokan barang dan akhirnya berujung pada meledaknya tingkat inflasi, hingga kemudian meluluh-lantakkan bangunan ekonomi.

Dengan demikan, kapitalisme telah gagal menjamin dan melindungi hak-hak pekerja. Karena, asas kapitalisme bertumpu pada modal.

Siapapun pihak yang memiliki modal, mereka bisa meraup keuntungan sebanyak-banyaknya. Sekalipun itu mengabaikan hak orang lain.

Bertolak belakang dengan sistem Islam.

Tujuan politik ekonomi dalam Islam adalah pemenuhan seluruh kebutuhan pokok bagi setiap individu, juga pemenuhan berbagai kebutuhan sekunder dan tersier sesuai kadar kemampuan individu bersangkutan yang hidup dalam masyarakat.

Dengan demikian, terjaminnya seluruh kebutuhan primer masyarakat adalah hal yang utama dalam Islam.

Jaring pengaman sosial dalam Islam berlapis-lapis, mulai dari individu, masyarakat dan negara. Individu, dalam hal ini kepala keluarga punya kewajiban untuk bekerja.

Selain bertanggung jawab memenuhi kebutuhan dirinya, ia juga diwajibkan menafkahi orang- orang yang menjadi tanggungannya yaitu anak-anak, wanita dan orang tua.

Disinilah peran dan tanggung jawab negara untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi rakyat dalam rangka pemenuhan kebutuhannya.

Negara juga berkewajiban memenuhi kebutuhan rakyatnya yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri, atau karena sebab lain yang mengharuskan negara menanggung pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Kepala Sekolah Idealis atau Pragmatis?

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved