KENAL Lebih Dekat Aad Mandar Seniman Muda Sulbar, Belajar ke Pematung Presiden
Pemuda dengan ciri khas rambut gondrongnya itu mulai tertarik dengan cat, kuas, dan kanvas sejak masih belia.
Penulis: Zuhaji | Editor: Ilham Mulyawan
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Seorang pelukis dengan nama panggung Aad Mandar (24), bercerita suka duka sebagai seorang seniman.
Pemuda dengan ciri khas rambut gondrongnya itu mulai tertarik dengan cat, kuas, dan kanvas sejak masih remaja.
Sekira tujuh tahun lalu, saat usianya genap menginjak 17 tahun.
"Awalnya waktu saya masih di pondok, dari situ saya belajar kaligrafi dan setiap ulang tahun pondok kami disiapkan tripleks 30 lembar untuk dilukis," ingat Aad saat bercerita kepada TribunSulbar.com di Cafe Ruang Rindu, Jl Andi Makkasau, Pasar Baru, Kelurahan Karema, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (30/9/2022).
Enggan menyebutkan nama aslinya, Aad kemudian diberi kesempatan menginjak kaki di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2015 untuk berkenalan dengan guru-guru kaligrafer.
Salah satunya maestro di Indonesia, KH Robert Nasrullah dan juga para guru dari pendidikan Lembaga Kaligrafi (Lemka) Jogja.
"Dari situ saya ikut pameran di sana, sampai akhir mengenal berbagai macam karya seni rupa lebih jauh," kata dia.
Aad terus memotivasi dirinya sendiri dengan berkunjung ke tempat-tempat galeri seni di Jogja setiap bulannya.
Dengan banyaknya museum seni yang padat dengan jadwal pameran, membuatnya ikut terpacu melahirkan karya-karya goresan tangannya.
"Saya pelajari bagaimana cara membuat pameran dengan media-media yang berbagai macam, bahkan aliran seni seperti abstrak, realis, surealis, dan lain-lainnya," sebut Aad.
Sampai pada satu hal paling berkesan, perjalanan Aad membawanya dekat dengan pematung 6 Presiden Indonesia berbahan perunggu untuk dipajang Istana Kepresidenan Bogor, Yusman.
Pada tahun 1995, Yusman dipercaya oleh Presiden Soeharto untuk membuat karya monumental yaitu Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat yang diresmikan oleh Presiden Soeharto.
"Saya diberikan satu rumah khusus sebagai studio seni di sana, tinggal dan belajar selama beberapa waktu dengan beliau," ungkapnya.
"Masih menjalin komunikasi sampai saat ini," tambah Aad.
Lukisan Aad pernah ditawar Warga Negara Asing (WNA) puluhan juta.