HUT Sulbar
Eksis Sejak 1950 Jadi Pakacapi Lestarikan Budaya Mandar, Jalal: Dangdut Belum Ada Saya Main Kacapi
Jalal mengaku telah memainkan alat musik ini sejak dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) atau sejak 1950
Penulis: Zuhaji | Editor: Ilham Mulyawan
Generasi muda penerus pakacapi dinilai sangat sedikit, sejauh ini Jalal sudah mengajarkan sebanyak 20 pemuda bermain Kacapi dan Keke.
"Sempat mengajar di Rangas 14 hari," sebutnya.
Dengan gagah, Jalal menunjukkan bagaimana cara memainkan Kacapi dengan benar, tidak ada not atau kunci khusus pada Kacapi yang dapat dijelaskannya.
Akan tetapi, suara yang terdengar sangatlah merdu membawa pendengarnya ikut larut ke masa lalu di mana saat itu belum ada jenis musik selain musik tradisional.
"Itu dangdut belum ada, saya sudah main Kacapi," tambahnya.
untuk diketahui, musik dangsut mulai masuk ke Indonesia di era 1960-an.
Sementara itu, di tempat yang sama Pegiat Budaya Sulbar, Muhammad Ridwan Alimuddin menjelaskan Jalal bukan satu-satunya pakacapi yang ada di Mandar.
"Sebagai dari mereka sudah banyak yang sakit, seperti Aba Fatimah yang sering bersama dengan teman-teman," jelas Ridwan.
Ridwan berharap, kedepan pemerintah menerapkan pendidikan muatan lokal di sekolah-sekolah dengan memperkenalkan alat musik tradisional Sulbar.
Kata Ridwan, persaingannya banyak sebab alat musik modern sudah menjamur.
"Beri generasi muda apresiasi, harusnya ada beasiswa bagi mereka yang pandai memainkan Kacapi sebagai motivasi agar dapat terus dilestarikan masa ke masa," harap Ridwan.
Laporan Wartawan Tribunsulbar.com Zuhaji