Beasiswa Manakarra
Tagih Janji Bupati Mamuju, Muliana Mursalim: Sejak Awal Beasiswa Manakarra Tidak Transparan
Lulusan berprestasi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin tersebut menilai pemberian Beasiswa Manakarra sangat tidak tepat sasaran.
Penulis: Nurhadi Hasbi | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM - Penyaluran Beasiswa Manakarra Pemerintah Kabupaten Mamuju menuai banyak sorotan.
Pasalnya, beasiswa tersebut yang menerima justru banyak pejabat.
Seperti kepala Dinas Pendidikan, Jalaluddin Duka, Kepala Badan Pendapatan Daerah, Rahmat Tahir hingga kepala Ombudsman RI Perwakilan Sulbar, Lukman Umar.
Baca juga: Awal Kepala Ombudsman Sulbar Dapat Beasiswa Manakarra Rp30 Juta, Ditawari Dinas Pendidikan Mamuju
Baca juga: Akui Terima Dana Beasiswa Manakarra Rp30 Juta, Kepala Ombudsman Sulbar Lukman Umar Minta Maaf
Penyaluran beasiswa yang tidak tepat sasaran tersebut mendapat komentar dari Mahasiswa Magister Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) asal Mamuju, Sulbar, Muliana Mursalim.
Lulusan berprestasi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin tersebut menilai pemberian Beasiswa Manakarra sangat tidak tepat sasaran.
Mulaina malah menagih janji Bupati Mamuju Hj Sutinah Suhardi yang katanya akan memprioritaskan dirinya untuk diberikan beasiswa.
"Jadi manami pale beasiswaku saya ini, kenapa justru pejabat yang menerima," kata Muliana dengan nada sedih kepada Tribun-Sulbar.com.
Muliana mengaku sejak awal tahun keberadaan beasiswa tersebut, namun informasinya ke publik benar-benar tidak ada.
"Kenapa tidak ada pamplet? atau diumumkan di websitenya Pemkab bahwa ada beasiswa, jadi memang informasinya tidak transfaran," ungkap Muliana.
Dia mengaku salut dengan orang-orang yang melaporkan dan menurutnya memang harus jadi temuan.
"Jadi memang saya liat penyalurannya hanya untuk orang-orang tertentu. Tidak sesuai dengan sasarannya," ucapnya.

Dia mengungkapkan, bahkan dia divideo call langsung oleh Bupati Mamuju dan disampaikan oleh Bupati Sutinah akan mendorong Muliana lanjut S2 dengan Beasiswa Manakarra.
"Sampai sekarang sama sekali informasi beasiswa manakarra tidak ada infonya, bahka saya sudah coba hubungin timnya, tapi tidak direspon, sehingga saya daftar UGM dengan biaya sendiri, maksud saya kalau memang dijanji kenapa tidak ada follow up," tuturnya.
Lanjut Muliana, banyak orang-orang berprestasi dan tidak mampu di Mamuju yang layak sebagai penerima beasiswa tapi justru mereka tidak menerima.
"Jadi inilah kelemahan beasiswa di daerah, tidak transfaran dan seolah-olah disembunyikan, dan kita ini tahu yang menerima itu kerabat para pejabat, coba cek saja nama-namanya, pasti keponakan kepala dinas lah keponakannya inilah, bahkan pejabat negara sendiri yang terima yang tidak sesuai tujuan dari beasiswa itu, untuk orang tidak mampu tapi berprestasi," terangnya.