Demo Kenaikan BBM

Tolak Kenaikan Harga BBM, Demo PMII Mamuju Tutup Jalan Ahmad Yani

PMII Mamuju menutup jalan poros di dalam kota Mamuju, yang tak jauh dari gedung DPRD Mamuju.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Massa aksi PMII Mamuju tutup Jl Ahmad Yani Kelurahan Binanga, Mamuju, sebagai bentuk penolakan kenaikan bbm bersubsidi, Selasa (6/9/2022). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - PMII Cabang Mamuju unjuk rasa tolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM ) bersubsidi di Jl Ahmad Yani, Kelurahan Binanga, Kabupaten Mamuju, SUlawesi Barat, Selasa (6/9/20202).

PMII Mamuju menutup jalan poros di dalam kota Mamuju, yang tak jauh dari gedung DPRD Mamuju.

Mereka juga membakar ban sebagai bentuk aksi protes atas kenaikan BBM yang dinilai akan menambah penderitaan rakyat.

Massa aksi terlihat berdiri di atas kursi tepat ditengah jalan, lalu bergantian menyampaikan orasi.

Pengendara yang melintas harus dialihkan untuk mengambil rute Jl Ap Pettarani, sebab ditutup total.

Petugas kepolisian mengatur kendaraan roda dua dan roda empat, agar tidak terjadi kemacetan.

Ketua PMII Cabang Mamuju, Samsuddin mengatakan, aksi itu ialah intruksi dari pengurus pusat.

"Seluruh kader PMII sepakat menolak dicabutnya subsidi bbm yang menyebabkan  harganya naik," ujar Samsuddin saat ditemui.

Dikatakan kenaikan harga bbm ini akan berdampak luas, seperti harga bahan pokok juga akan mengalami kenaikan.

Dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat ekonomi kelas bawah, yang akan semakin menderita.

"Belum lagi kita di Mamuju, baru akan bangkit, kondisi perekonomian masyarakat belum pulih," lanjutnya.

Selama dua tahun, pandemi covid-19 cukup menyebabkan para pelaku usaha kelas bawah menderita.

Ditambah lagi, lanjut Samsuddin, setelah gempa 15 Januari 2021 lalu, semakin menambah penderitaan rakyat.

"Saya menilai pemerintah pusat kurang inovasi dalam mengambil solusi, dan tidak berpihak ke rakyat kecil," ungkapnya.

Kata dia, alasan pemerintah pusat mencabut subsidi bbm karena membebani belanja negara, harusnya dicarikan solusi yang tepat.

Dimana solusi itu tidak membebani masyarakat ekonomi kelas bawah, seperti para nelayan, pedagang, dan tukang ojek.

"Kurang ide, bantuan sosial yang mau dibagikan bukanlah solusi yang tepat untuk rakyat," tambahnya.

Ia pun akan menutup Jl Ahmad Yani hingga malam hari, sebagai bentuk penolakan kenaikan harga bbm.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved