Agustus 2022, Nilai Tukar Petani di Sulbar Naik 6,99 Persen, Tanaman Perkebunan Rakyat Tertinggi
Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani.
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat (Sulbar) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Sulbar mengalami peningkatan pada Agustus 2022.
Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani.
NTP Sulbar Agustus 2022 sebesar 107, 38 persen, naik 6,99 persen.
Baca juga: Agustus 2022, Mamuju Alami Deflasi 0,54 Persen, Harga Ikan Cakalang hingga Minyak Goreng Turun
Jika dibandingkan dengan Juli 2022 hanya sebesar 100,36 persen.
Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri mengatakan kenaikan itu berdasarkan pantauan harga-harga di pedesaan di enam kabupaten.
"Berarti daya beli petani meningkat karena harga yang mereka terima mengalami peningkatan lebih cepat dari harga yang dibayarkan," terang Tina Wahyufitri saat pemaparan rilis, Jumat (2/9/2022).
Dijelaskan, kondisi itu menggambarkan tingkat kesejahteraan petani sedikit mengalami peningkatan.
Semakin tinggi NTP, lanjutnya, secara relatif semakin kuat pula kemampuan daya beli para petani di desa.
"Artinya, secara umum harga komoditi hasil pertanian mengalami peningkatan sedangkan harga barang-barang keperluan konsumsi dan produksi mengalami penurunan," tambahnya.
Dirinya merincikan untuk NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) sebesar 95,24 persen.

Adapun hasil pertanian yang dominan pada subsektor tanaman pangan yakni jagung dan kacang tanah.
Subsektor Hortikultura (NTP-H) 105,99 persen, komoditas yang mempengaruhi yakni tomat, bawang merah, cabe merah, ketimun.
Kemudian sawi hijau, cabe rawit, terung, nanas, jeruk, jeruk nipis, dan jahe.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 116,33 persen, komoditas yang mempengaruhi kelapa sawit dan kemirin.
Subsektor Peternakan (NTP-T) 96,57 persen, hewan yang mempengaruhi yakni sapi potong, ayam kampung, dan ayam ras pedaging.
Subsektor Perikanan (NTN-P) 109,49 persen, dipengaruhi oleh seb kelompok perikanan tangkap.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli