Kisah Kuli Bangunan Saad Tak Mau Kalah dengan Keadaan, Cita-cita Jadi Pemain Bola Profesional 

Muhammad Saad (21) pria asal Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulbar terpaksa menjadi kuli bangunan karena lowongan pekerjaan yang tidak menentu.

Penulis: Zuhaji | Editor: Habluddin Hambali
Tribun Sulbar / Zuhaji
Muhammad Saad, memilih bekerja sebagai kuli bangunan karena lowongan pekerjaan lain dirasa memberatkan dan gajinya kecil. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Di era seperti sekarang ini, banyak pemuda khususnya di Mamuju kesulitan untuk mencari pekerjaan yang layak.

Pada usia produktif, anak muda memimpikan bisa bekerja di bawah Air Conditioner (AC), kursi yang empuk dengan gaji yang tinggi.


Jauh dari ekspektasi itu, Muhammad Saad (21) pria asal Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulbar terpaksa menjadi kuli bangunan karena lowongan pekerjaan yang tidak menentu.


"Banyak lowongan tapi persyaratannya sulit," ujarnya sembari mencampur semen dan pasir menjadi satu, Minggu (21/8/2022).


Dia bekerja di pembangun rumah di Jl Andi Depu, Rimuku, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).


Menurutnya, pekerjaan yang dilakoninya saat ini merupakan pekerjaan mulia.


Pemuda lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Punggawa Malolo, Kecamatan Kalukku itu menuturkan selain sulit untuk memenuhi persyaratan, gaji yang ditawarkan pun jauh lebih kecil dibandingkan menjadi kuli bangunan.


"Paling tinggi sejuta, kalau kerja begini bisa dua sampai tiga juga dalam sebulan," kata Saad.


Menyadari keterbatasannya, Saad tidak banyak berfikir. Dia tentu memilih pekerjaan dengan hasil yang sesuai menurutnya.


Ribuan bahkan jutaan orang sarjana bersaing memperebutkan pekerjaan, namun tidak dengan Saad.


Setalah lulus dari sekolahnya dua tahun lalu, Saad telah mencoba melamar berbagai pekerjaan sampai ke Kalimantan Timur (Kaltim).


"Saya sempat kerja di Balikpapan, tapi harus pulang karena masa kerjanya selesai," sambung Saad.


Ditambah lagi, kondisi pada masa pandemi covid-19 yang begitu mencekam dan gempabumi Mamuju pada 15 Januari 2021 lalu membuatnya tidak bisa banyak berbuat.


Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi di mana-mana, menutup kemungkinan dirinya untuk mencari pekerjaan selain kuli bangunan.


Saad yang bercita-cita menjadi atlet bola profesional pun harus mengubur mimpinya, karena persoalan ekonomi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved