Cacar Monyet

Deteksi Dini Cacar Monyet Mirip Cacar Air, Direktur RSUD Mamuju: Bahayanya Seperti Covid-19

Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi cacar monyet.

Penulis: Zuhaji | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Zuhaji
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju, Jl Kurungan Bassi, Nomor 1, Kelurahan Rimuku, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (5/8/2022). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - World Health Organization atau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Cacar Monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Cacar monyet disebabkan oleh Virus Monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus dengan tingkat bahaya persis seperti covid-19.

Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi cacar monyet.

Baca juga: Awas! Penularan Cacar Monyet Antar Manusia karena Percikan Liur dan Pakaian Penderita, Ini Gejalanya

Baca juga: WHO Tetapkan Cacar Monyet Sebagai Kedaruratan Global, Berikut Gejala Baru Monkeypox

Tidak hanya itu, virus ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia, tetapi sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata yang terinfeksi.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju, dr Harit mengatakan masyarakat tidak khawatir terhadap virus ini.

Sebab, manusia hanya akan terjangkit apabila melakukan kontak dengan hewan dalam waktu yang cukup lama.

"Kita hanya Perlu meningkatkan edukasi dan kewaspadaan agar tidak terkena cacar monyet," ujarnya saat ditemui TribunSulbar.com di kantornya, Jl Kurungan Bassi, No.1, Rimuku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (4/8/2022).

Cara-cara tersebut dinilainya sebagai langkah awal untuk menurunkan faktor risiko masyarakat terhadap kemungkinan terpapar virus.

Direktur Rumas Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mamuju, dr Harit, saat ditemui di ruangan kerjanya.
Direktur Rumas Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mamuju, dr Harit, saat ditemui di ruangan kerjanya. (Tribun-Sulbar.com/Zuhaji)

"Hati-hati saat menangkap, memproses, dan mengonsumsi daging, perhatikan betul kebersihannya," tambah dr Harit.

Khusus bagi pecinta hewan, dia mengimbau sementara waktu ini agar sedikit mengurangi interaksi terhadap peliharaannya.

Guna menghindari resiko yang bisa terjadi kapan saja.

Hewan terinfeksi harus dikarantina serta ditangani sesuai standar pencegahan dan diobservasi gejala Cacar Monyet selama 30 hari.

"Kemungkinan menular melalui droplet hewan justru kecil, malah justru kontak fisik tadi," kata dia.

Gejala awal cacar monyet terjadi selama satu hingga tiga hari atau lebih. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan atau tungkai.

Penularan secara vertikal dapat terjadi dan berujung pada komplikasi, cacar bawaan, atau lahir mati.

Segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat, terutama jika terjadi gejala seperti cacar air dan mempunyai riwayat kontak dengan monyet atau tupai. (*)

Laporan Wartawan TribunSulbar.com Zuhaji

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved