Berita Mamuju

SD Inpres Tommo II Mamuju Memprihatinkan, Flapon Lapuk hingga Siswa Kekurangan Kursi Belajar

Bahkan beberapa dinding ruang kelas retak-retak pascagempa bumi lalu. Namun hingga saat ini belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

Penulis: Abd Rahman | Editor: Nurhadi Hasbi
Ancu, warga Tommo II
Kondisi sekolah SD Inpres Tommo, Desa Tommo, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), memperihatinkan. Hampir semua bagian gedung sekolah flapon bocor karena lapuk. 

TRIBUN-SULBAR.COM,MAMUJU - Gedung Sekolah Dasar (SD) Inpres Tommo II, Desa Tommo, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), memperihatinkan.

Kondisi gedung sekolah dari luar hingga bagian dalam ruangan rusak parah.

Bagian plafon sekolah tersebut mulai nampak sangat memprihatinkan.

Baca juga: VIDEO: Kadis Pendidikan Majene Prioritaskan SDN 39 Cilallang Terima DAK 2023

Baca juga: SDN 39 Cilallang Majene Memprihatinkan, Hanya Ratusan Meter dari Kantor dan Rumah Jabatan Bupati

Kondisinya sudah lapuk sehingga hampir semua bagian ambruk.

Bahkan beberapa dinding ruang kelas retak-retak pascagempa bumi lalu.

Namun hingga saat ini belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

Hal tersebut, membuat guru dan siswa tidak nyaman saat proses belajar mengajar.

Mereka takut dijatuhi flapon yang sudah lapuk.

Kepala sekolah SD Inpres Tommo II, I Made Mestra mengatakan, kerusakan gedung sekolah hampir di seluruh gedung sekolah.

"Kerusakan yang parah ada di semua sudut gedung sekolah sudah rusak parah," kata Made saat dihubungi wartawan, Sabtu (23/7/2022).

Kondisi sekolah SD Inpres Tommo, Desa Tommo, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), memperihatinkan. Hampir semua bagian gedung sekolah flapon bocor karena lapuk.
Kondisi sekolah SD Inpres Tommo, Desa Tommo, Kecamatan Tommo, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), memperihatinkan. Hampir semua bagian gedung sekolah flapon bocor karena lapuk. (Ancu, warga Tommo II)

Selain itu, ada dua kelas di sekolah tersebut tidak memiliki kursi belajar, karena siswa kelas satu dan dua terlalu banyak.

Sehingga, untuk siswa kelas enam dan lima terpaksa duduk melantai saat proses belajar mengajar berlangsung.

"Jadi kita gabung dua kelas. Kita mengambil kesimpulan kelas satu sampai empat kita penuhi. Kelas lima dan enam mengalah dan melantai karena kursi tidak cukup," tuturnya.

Dia berharap, hasil survei gedung sekolah dari Dinas Pendidikan Kabupaten Mamuju segera bisa dilakukan renovasi.

"Kemarin sudah disurvei dan rencana akan dikerjakan pada tahun 2033 mendatang," pungkasnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com Abd Rahman

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved