Manakarra Fair 2022
Peputaran Uang Manakarra Fair 2022 Capai Rp 4 Miliar, Dispar Dorong UMKM ke Market Place
Pelaksanaan Manakarra Fair 2022 14-16 Juli 2022 dipusatkan di Anjungan Pantai Manakarra Jl Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Mamuju
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Setelah sukses melaksanakan event Manakarra Fair 2022 yang masuk 100 Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022.
Pelaksanaan Manakarra Fair 2022 14-16 Juli 2022 dipusatkan di Anjungan Pantai Manakarra Jl Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Mamuju, Sulbar.
Selama pelaksanaannya panitia mencatat sekitar kurang lebih Rp 4 miliar terjadi perputaran uang.
Hasil tersebut, berdasarkan setiap malam dicatat ketika ditutupnya kegiatan Manakarra Fair 2022.
"Event dibuat ini sampai kepada tujuan untuk mendorong para pelaku ekonomi kreatif agar bisa lebih berdaya. Apalagi laporan panitia ada Rp 4 miliar lebih transaksi terjadi di Manakarra Fair," kata Kadis Pariwisata Sulbar Farid Wajdi, saat ditemui di Anjungan Pantai Manakarra Jl Yos Sudarso, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Mamuju, Sulbar, Sabtu (16/7/2022) malam.
Belum lagi, kata Farid pelaku UMKM diluar venue Manakarra Fair.
Termasuk, kunjungan masuk ke Mamuju, restoran, hingga hotel tempat tinggal para pengunjung.
"Ini semua mendapat manfaat dari event Manakarra Fair 2022 dan itu tujuan dilaksanakan kegiatan ini," ungkap Farid
Tinggal, ke depan mendorong 90 UMKM tersebut bisa masuk pasar market place.
Apalagi, sebentar lagi akan ada Ibu Kota Negara (IKN) yang lebih dekat ke Sulbar.
"Tentu ini akan menjadi peluang besar. Tinggal bagaimana kita siap menjadi penyangga. Memperbaiki semua sektor wisata, karena pasti warga IKN jika berlibur langsung ke Sulbar," bebernya.
Mamuju, sudah memulai lewat event Manakarra Fair 2022.
Dia berharap orang-orang IKN belibur memilih Sulbar.
"Misalnya kalau ingin mencari hawa sejuk atau pegunungan bisa ke Mamasa, Polman hingga Majene. Kalau menginginkan daerah pesisir ada Balabalakang dan pulau Karampuang," ujarnya
Potensi wisata yang dimiliki Sulbar ini menjadi PR ke depan bagaimana menggesernya menjadi potensi produk wisata yang bisa terjual.
Karena akan berefek pada perputaran ekonomi masyarakat.
"Sekarang memang pengembangan wisata kita berbasis komunitas artinya masyarakat mendapatkan manfaat pada perkembangan wisata," tandasnya.(*)