OPINI
Pandemi dan Pengaruhnya Terhadap Gaya Hidup Masyarakat Sulbar
Pada publikasi Statistik E-commerce 2021 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat sebanyak 12,61 persen usaha di Sulawesi Barat mela
Oleh: Kartika Usmanti, S.ST
Statistisi pada Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat
TRIBUN-SULBAR.COM - Sejak Covid-19 melanda Indonesia dan tentunya juga sampai ke Sulawesi Barat pada tahun 2020 lalu, banyak hal dan perilaku masyarakat yang berubah atau mengalami pergeseran. Salah satunya adalah gaya belanja masyarakat Sulawesi Barat.
Pada publikasi Statistik E-commerce 2021 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat sebanyak 12,61 persen usaha di Sulawesi Barat melakukan e-commerce.
Menurut Ahmadi dalam Marcel dan Astri (2018) e-commerce merupakan aktifitas pembelian dan penjualan melalui jaringan internet dimana pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, melainkan berkomunikasi melalui media internet.
Pada masa pandemi dimana banyak kegiatan yang melibatkan keramaian dibatasi, titik-titik yang menyebabkan berkumpulnya banyak orang dibatasi jam operasionalnya, bahkan beberapa usaha seperti warung makan dan toko-toko kesulitan bertahan dan akhirnya gulung tikar.
Hal ini memicu sebagian pengusaha yang memiliki pandangan luas dan tidak terkurung, untuk mencari cara bagaimana agar usaha mereka tetap eksis meskipun kondisi yang sangat tidak menguntungkan kala itu.
Beberapa pengusaha itu akhirnya bergeser ke e-commerce karena dengannya tidak diperlukan lagi pertemuan langsung antara penjual dan pembeli yang kala itu menjadi hal paling dihindari.
Dari sisi sebaliknya, yaitu pembeli atau konsumen, dengan adanya kebutuhan yang tetap atau bahkan meningkat di beberapa jenis keperluan, namun dibatasi ruang geraknya, mendorong konsumen ini juga berusaha mencari cara bagaimana agar tetap terpenuhi kebutuhannya tanpa melanggar peraturan dan juga tetap merasa aman.
Disinilah e-commerce dirasa menjadi sebuah solusi dari permasalahan pemenuhan kebutuhan dari sisi konsumen dan keberlangsungan usaha dari sisi pengusaha/penjual.
Jika dibandingkan dengan persentase jumlah usaha e-commerce nasional yaitu sebesar 25,92 persen, memang usaha e-commerce di Sulawesi Barat masih cukup tertinggal.
Hal ini juga bisa kita lihat bahwa di beberapa bagian wilayah Provinsi Sulawesi Barat ini masih ada wilayah yang belum mendapatkan akses internet.
Jangankan internet, yang belum tersentuh listrik PLN pun masih ada. Hasil Susenas Maret 2021 menunjukkan bahwa persentase penduduk berumur 5 tahun ke atas yang mengakses internet (termasuk facebook, twitter, whatapps) dalam kurun waktu 3 bulan terakhir adalah 48,73 persen, belum mencapai setengah dari total seluruh penduduk Sulawesi Barat. Sedangkan persentase rumah tangga yang sama sekali tidak menggunakan listrik masih ada 0,86 persen.
Statistik E-commerce 2021 menunjukkan bahwa di Sulawesi Barat sebagian besar proses pembayaran kegiatan e-commerce masih menggunakan cash sebanyak 79,80 persen dan secara transfer sebanyak 21,20 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa proses transaksi pembayaran e-commerce di Sulawesi Barat masih lebih didominasi oleh proses secara konvensional.
Dalam publikasi tersebut juga menunjukkan bahwa di Sulawesi Barat lebih dari 90 persen pelaku usaha e-commerce menggunakan pesan instan atau sosmed (sosial media) dalam menawarkan produknya, maupun berkomunikasi dengan calon konsumen, hingga deal transaksi jual beli.
Dari sisi produk barang atau jasa yang diperjualbelikan pada usaha e-commerce di Sulawesi Barat yang paling banyak adalah produk makanan, minuman, dan bahan makanan sebanyak 44,75 persen; kemudian produk pakaian / fashion sebanyak 34,57 persen; kosmetik, perlengkapan mandi personal, klinik kecantikan, salon/cukur rambut, rias pengantin 23,94 persen; handphone, pulsa telepon, komputer, tablet, dan aksesorisnya, termasuk jasa servisnya 11,81 persen; kebutuhan rumah tangga, laundry dan jasa servisnya 10,53 persen, buku, majalah, koran, dan alat tulis kantor (ATK), percetakan/sablon, jasa desain logo/ cover buku, dan fotokopi 8,97 persen; obat-obatan termasuk obat herbal, tradisional, jamu, alat kesehatan, dan jasa kesehatan 8,48 persen; hiburan, hobby, dan olahraga 4,47 persen, jasa transportasi dan jasa pengiriman barang 3,04 persen dan yang paling sedikit adalah barang-barang elektronik dan jasa servisnya sebanyak 2,57 persen.
Makanan,minuman, dan bahan makanan serta produk pakaian/ fashion alias sandang pangan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat, tentunya permintaan akan produk-produk ini semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Seperti dalam proyeksi penduduk Sulawesi Barat oleh BPS yang menunjukkan tren jumlah penduduk setiap tahun dengan 1.405 jiwa pada tahun 2020, 1430 jiwa pada tahun 2021, dan 1455 jiwa pada tahun 2022.
Kondisi pandemi yang awalnya “memaksa” kegiatan menjadi serba online termasuk juga kegiatan perdagangan ini, ternyata menjadi langkah awal berkembangnya e-commerce di Sulawesi Barat. Pandemi menjadi pintu pergeseran / shifting gaya belanja masyarakat dari gaya konvensional/ tradisional berupa jual beli secara langsung antara penjual dan pembeli menjadi e-commerce atau jual beli melalui internet atau online shop.
Dan hal ini tidak berhenti ketika pandemi selesai, dan justru semakin berkembang seiring dengan semakin berkembanganya teknologi dan keinginan masyarakat akan kemudahan dan efektivitas serta efisiensi.
Peran pemerintah dalam hal pengambil kebijakan, sebaiknya mendukung fenomena ini. Mengingat perdagangan menduduki peringkat ketiga lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat setelah pertanian dan industri, maka sudah selayaknya pemerintah memberikan dukungan terkait e-commerce ini.
Pemerintah dapat memberikan pelatihan-pelatihan atau training terhadap pelaku usaha e-commerce agar memiliki pengetahuan lebih banyak untuk mengembangkan usahanya tersebut.
Selain itu, cakupan prasarana utamanya listrik dan internet juga diperlukan agar lebih meluas lagi kebermanfaatannya dalam mendukung perkembangan e-commerce di Sulawesi Barat.
Biodata Penulis
Nama : Kartika Usmanti, S.ST
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 07 Oktober 1986
Pendidikan : D.IV/S1 : Jurusan Statistik Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta.
Pekerjaan : Statistisi pada Badan Pusat Statistik (BPS) Prov. Sulawesi Barat
Alamat (sekarang) : BTN Andalusia Residence Blok F/3 Mamuju
No Hp/WA : 081328253790
Email : kartika.usmanti@gmail.com & usmanti@bps.go.id