OPINI

Pandemi dan Pengaruhnya Terhadap Gaya Hidup Masyarakat Sulbar

Pada publikasi Statistik E-commerce 2021 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat sebanyak 12,61 persen usaha di Sulawesi Barat mela

Editor: Ilham Mulyawan
kompas.com
ILUSTRASI E-commerce yang dapat diakses melalui website dan aplikasi. 

Dari sisi produk barang atau jasa yang diperjualbelikan pada usaha e-commerce di Sulawesi Barat yang paling banyak adalah produk makanan, minuman, dan bahan makanan sebanyak 44,75 persen; kemudian produk pakaian / fashion sebanyak 34,57 persen; kosmetik, perlengkapan mandi personal, klinik kecantikan, salon/cukur rambut, rias pengantin 23,94 persen; handphone, pulsa telepon, komputer, tablet, dan aksesorisnya, termasuk jasa servisnya 11,81 persen; kebutuhan rumah tangga, laundry dan jasa servisnya 10,53 persen, buku, majalah, koran, dan alat tulis kantor (ATK), percetakan/sablon, jasa desain logo/ cover buku, dan fotokopi 8,97 persen; obat-obatan termasuk obat herbal, tradisional, jamu, alat kesehatan, dan jasa kesehatan 8,48 persen; hiburan, hobby, dan olahraga 4,47 persen, jasa transportasi dan jasa pengiriman barang 3,04 persen dan yang paling sedikit adalah barang-barang elektronik dan jasa servisnya sebanyak 2,57 persen.

Makanan,minuman, dan bahan makanan serta produk pakaian/ fashion alias sandang pangan merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat, tentunya permintaan akan produk-produk ini semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Seperti dalam proyeksi penduduk Sulawesi Barat oleh BPS yang menunjukkan tren jumlah penduduk setiap tahun dengan 1.405 jiwa pada tahun 2020, 1430 jiwa pada tahun 2021, dan 1455 jiwa pada tahun 2022.

Kondisi pandemi yang awalnya “memaksa” kegiatan menjadi serba online termasuk juga kegiatan perdagangan ini, ternyata menjadi langkah awal berkembangnya e-commerce di Sulawesi Barat. Pandemi menjadi pintu pergeseran / shifting gaya belanja masyarakat dari gaya konvensional/ tradisional berupa jual beli secara langsung antara penjual dan pembeli menjadi e-commerce atau jual beli melalui internet atau online shop.

Dan hal ini tidak berhenti ketika pandemi selesai, dan justru semakin berkembang seiring dengan semakin berkembanganya teknologi dan keinginan masyarakat akan kemudahan dan efektivitas serta efisiensi.

Peran pemerintah dalam hal pengambil kebijakan, sebaiknya mendukung fenomena ini. Mengingat perdagangan menduduki peringkat ketiga lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat setelah pertanian dan industri, maka sudah selayaknya pemerintah memberikan dukungan terkait e-commerce ini.

Pemerintah dapat memberikan pelatihan-pelatihan atau training terhadap pelaku usaha e-commerce agar memiliki pengetahuan lebih banyak untuk mengembangkan usahanya tersebut.

Selain itu, cakupan prasarana utamanya listrik dan internet juga diperlukan agar lebih meluas lagi kebermanfaatannya dalam mendukung perkembangan e-commerce di Sulawesi Barat.

Biodata Penulis

Nama : Kartika Usmanti, S.ST
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 07 Oktober 1986
Pendidikan : D.IV/S1 : Jurusan Statistik Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta.
Pekerjaan : Statistisi pada Badan Pusat Statistik (BPS) Prov. Sulawesi Barat
Alamat (sekarang) : BTN Andalusia Residence Blok F/3 Mamuju
No Hp/WA : 081328253790
Email : kartika.usmanti@gmail.com & usmanti@bps.go.id

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Kepala Sekolah Idealis atau Pragmatis?

 

Sekolah Layak, Pendidikan Bermartabat

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved