Berita Mamuju

BPBD Mamuju Temukan Retakan Tanah di Desa Kondobulo, Warga Diminta Mengungsi

"Sehingga kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi menggunakan gereja itu," kata Taslim.

Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Hasrul Rusdi
Ist/Tribun-Sulbar.com
Plt Kepala BPBD Kabupaten Mamuju, Taslim, saat meninjau lokasi retakan tanah di Desa Kondobulo, Kecamatan Kalumpang, Mamuju, Sulbar, Sabtu (21/5/2022). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju menemukan retakan tanah di atas gunung Desa Kondobulo, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

"Kita langsung ke lokasi setelah mendapat laporan dari masyarakat setempat dan pemerintah setempat," kata Plt Kepala BPBD Mamuju, Muhammad Taslim saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (21/5/2022).

Sementara itu, setelah dilakukan peninjauan, BPBD Mamuju menemukan retakan tanah tersebut.

Adapun, panjang retakan tanah yang ditemukan BPBD Mamuju sekitar 30 sampai 50 meter.

"Kita himbau seluruh masyarakat di lokaso retakan tanah itu untuk mengungsi terlebih dahulu," ungkap Taslim.

Karena jangan sampai terjadi tanah longsor.

Baca juga: Pengamat Sampaikan PR Besar Ketua Umum Gerindra Jika Ingin Gandeng Puan di Pilpres 2024

Baca juga: Tak Punya Pengalaman Kuliah, Taylor Swift Digelari Doktor Kehormatan dari New York University

Plt Kepala BPBD Kabupaten Mamuju, Taslim, saat meninjau lokasi retakan tanah di Desa Kondobulo, Kecamatan Kalumpang, Mamuju, Sulbar, Sabtu (21/5/2022).
Plt Kepala BPBD Kabupaten Mamuju, Taslim, saat meninjau lokasi retakan tanah di Desa Kondobulo, Kecamatan Kalumpang, Mamuju, Sulbar, Sabtu (21/5/2022). (Ist/Tribun-Sulbar.com)

Apalagi, cuaca buruk serta curah hujan tinggi sering terjadi di Kabupaten Mamuju.

"Makanya kita minta masyarakat untuk mengungsi dulu. Jangan sampai terjadi tanah longsor karena cuaca buruk, serta curah hujan tinggi selalu mengguyur wilayah tersebut," bebernya.

Selain itu, sudah ada dampak akibat retakan tanah tersebut.

Seperti, gereja di desa tersebut mengalami rusak parah dan tidak layak ditempati lagi lantaran retakan tanah.

"Sehingga kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi menggunakan gereja itu," kata Taslim.

Ia mengaku, pihaknya sudah memberikan tenda bagi warga di desa tersebut sebagai pengganti sementara tempat beribadah.

"Sementara mereka membangun kembali gereja baru, kami siapkan tenda untuk tempat beribadah sementara waktu," tandasnya.(*)

Laporan Wartawan TRIBUN-SULBAR.COM, Habluddin

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved