Opini

Alarm Dini Inflasi di Sulawesi Barat Menjelang Lebaran

Kelompok komoditas lain yang berpotensi naik menjelang Idulfitri adalah pada kelompok transportasi dalam hal ini adalah tiket pesawat.

Editor: Nurhadi Hasbi
dok pribadi penulis
Statistisi Ahli Muda di BPS Provinsi Sulawesi Barat, Eka Khaerandy Oktafianto, S.ST, M.Si 

Oleh: Eka Khaerandy Oktafianto, S.ST, M.Si
Statistisi Muda Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat, belum lama ini telah merilis Berita Resmi Statistik (BRS). Ada beberapa indikator yang dirilis di antaranya adalah kondisi Indeks Harga Konsumen (IHK) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Inflasi.

Dari informasi yang telah dirilis tersebut, berdasarkan hasil pemantauan harga eceran berbagai komoditas barang dan jasa yang dilakukan oleh BPS pada bulan Maret 2022, terjadi inflasi sebesar 0,68 persen atau dengan kata lain terjadi kenaikan IHK dari 109,80 pada bulan Februari menjadi 110,55 pada bulan Maret 2021.

Inflasi sebesar 0,68 persen ini terjadi karena dari 11 kelompok pengeluaran yang diamati, ada 8 kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi inflasi, 2 kelompok pengeluaran memberikan andil deflasi serta ada 1 kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil apa-apa.

Kelompok yang memberikan andil inflasi adalah kelompok transportasi sebesar 0,26 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,15 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,04 persen,

kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,03 persen dan kelompok kesehatan dengan andil inflasi yang amat kecil dibawah 0,01 persen.

Sementara itu, kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi di antaranya adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya dengan andil deflasi yang sangat kecil di bawah 0,01 persen.

Sedangkan, kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan.

Warning Menjelang Lebaran Idulfitri

Angka inflasi di Sulawesi Barat pada bulan Maret 2022 senilai 0,68, ini merupakan sebuah nilai inflasi yang termasuk tinggi untuk angka inflasi bulanan terutama menjelang bulan suci Ramadan.

Jika kita melihat angka inflasi tahun lalu pada bulan Maret 2021 tercatat hanya sebesar 0,36. Hal ini dikarenakan harga bahan atau jasa yang dikonsumsi oleh warga saat ini sudah melonjak sebelum memasuki bulan Ramadan.

Hal ini bisa menjadi early warning karena diperkirakan ketika memasuki bulan Ramadan dan nanti menjelang hari raya Idulfitri, harga-harga akan terus menaik terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok pakaian dan alas kaki.

“Kenaikan harga terjadi merata di berbagai komoditas pangan,” ujar ketua Ikatan Umum Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri.

Kenaikan ini terjadi terutama pada komoditas yang banyak dikonsumsi pada momen tertentu seperti bulan Ramadan dan Idulfitri.

Sebagai contoh, komoditas daging sapi, daging ayam, telur, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, beras, dan gula pasir.

Tidak ketinggalan minyak goreng, harganya sudah mahal sejak akhir tahun lalu dan tidak kunjung turun hingga sekarang.

Ironisnya, ketersediaan barangnya saat ini menjadi langka dan susah dicari di pasaran, kalau pun ada harganya sangat mahal.

Akan semakin parah jika kita melihat dari sisi permintaan terkait selera masyarakat terhadap makanan yang diolah menggunakan minyak goreng.

Terutama untuk bulan Ramadan yaitu makanan untuk berbuka dan sahur, serta nanti menjelang lebaran dengan menyajikan aneka hidangan untuk menyambut Idulfitri.

Hal ini terkait budaya masyarakat kita yang sudah terbiasa menyajikan makanan yang istimewa dalam menyambut bulan Ramadan dan hari raya Idulfitri.

Kelompok komoditas lain yang berpotensi naik menjelang Idulfitri adalah pada kelompok transportasi dalam hal ini adalah tiket pesawat.

Kenaikan ini dipengaruhi oleh harga avtur yang meningkat sebagai imbas dari kenaikan harga minyak mentah dunia.

Selain itu, faktor lain berupa adanya kenaikan dari sisi permintaan akibat terbitnya kebijakan dari pemerintah dalam hal ini adalah Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri mengenai penetapan hari libur bersama mulai tanggal 29 April 2022 hingga 8 Mei 2022 serta penyampaian dari Presiden Jokowi yang membolehkan masyarakat untuk mudik pada momen hari raya Idulfitri.

Kemudian kelompok komoditas lain yang juga berpotensi mengalami kenaikan adalah kelompok kelompok pakaian dan alas kaki.

Pasar kelompok pakaian dan alas kaki yang awalnya sepi sebelum bulan Ramadan dan sebelum lebaran, nanti diprediksi akan mengalami kenaikan harga.

Hal ini karena faktor permintaan dan psikologis masyarakat terutama di kalangan umat islam, yang menyatakan kurang afdhal jika saat ibadah di bulan Ramadan dan saat hari raya Idulfitri tidak membelikan baju baru buat sekeluarga.

Untuk menghindari potensi lonjakan harga, disarankan kepada pemerintah untuk rajin melakukan operasi pasar.

Satgas pangan harus lebih cermat lagi memantau harga dan ketersediaan barang di pasar.
Demikian pun dengan tiket pesawat, pemerintah harus sering memantau harga avtur dan melakukan review terkait harga tiket pesawat.

Permintaan yang tinggi adalah hal wajar terjadi setiap tahun. Pemerintah paling tidak bisa melakukan kontrol agar tidak terjadi inflasi yang tinggi.

Jika proyeksi berbagai komoditas di atas tidak terkontrol maka akan berpotensi menyebabkan inflasi yang tinggi baik di Indonesia pada umumnya dan di Provinsi Sulawesi Barat pada khususnya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Negeri Festival

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved