BLT Minyak Goreng
BLT Minyak Goreng & Sembako Cair, Dosen Unsulbar: Bisa Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Meski begitu ia mengatakan program BLT tersebut bukanlah solusi yang menyentuh akar permasalahan.
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU- Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng dan Sembako dinilai akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Barat (Sulbar).
Penyaluran bantuan tersebut sudah dimulai sejak Selasa (11/4/2022) lalu.
Pihak kantor Pos setiap cabang daerah menjadi penyalur bantuan tunai sebesar Rp 500 ribu itu.
Akademisi Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Wahyu Maulid Adha mengapresiasi program tersebut.
Menurutnya program tersebut merupakan langkah cepat dan tepat diambil pemerintah pusat.
Baca juga: Jabat Kapolda Sulbar, Berikut Profil dan Riwayat Jabatan Verdianto Iskandar Bitticaca
Baca juga: Jadwal Semifinal Piala FA: Seru! Man City dan Liverpool Saling Sikut-Sikutan Lagi, Chelsea vs Palace
"Ditengah harga-harga kebutuhan masyarakat mengalami kenaikan, program itu sangat membantu," terang Wahyu Maulid Adha, saat dihubungi, Kamis (14/4/2022).
Menurut ketua senat Fakultas Ekonomi Unsulbar itu, konsumsi masyarakat dapat meningkat dengan adanya bantuan itu.
Dikatakan dengan masyarakat kembali berbelanja perputaran ekonomi akan membaik di sektor bawah.
"Sirkulasi pasar kembali bekerja lewat konsumsi masyarakat dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," terang dosen prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Unsulbar itu.
Ia menambahkan giliran pemerintah daerah melakukan pengawasan yang ketat agar tepat sasaran.
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang menerima harus dipastikan memenuhi standar dan layak menerima.
Meski begitu ia mengatakan program BLT tersebut bukanlah solusi yang menyentuh akar permasalahan.
Melainkan hanya sebuah langkah taktis cepat dalam merespon kenaikan harga bahan pokok.
Diketahui program BLT Migor sebanyak Rp 300 ribu per KPM, sementara Sembako Rp 200 ribu.
Untuk Sulbar sendiri sebankyak 104.163 KPM, dengan rincian setiap kabupaten sebagai berikut :
-Kabupaten Majene : 16.800 KPM.
-Kabupaten Mamasa : 13.726 KPM.
-Kabupaten Mamuju : 17.306 KPM.
-Kabupaten Mamuju Tengah : 6.017 KPM.
-Kabupaten Pasangkayu : 8.231 KPM.
-Kabupaten Polewali Mandar (Polman) : 42.083 KPM.
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli