Program Bicara Sulbar
Kekerasan Seksual Salah Siapa? Ija Syahruni: Regulasi Harus Berpihak Sama Korban
Direktur Yayasan Karampuang Ija Syahruni mengatakan level regulasi harus berpihak kepada korban pelecehan seksual.
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Kekerasan seksual salah siapa? menjadi perbincangan pada podcast Tribun-Sulbar.com lewat program Bicara Sulbar.
Direktur Yayasan Karampuang Ija Syahruni mengatakan level regulasi harus berpihak kepada korban pelecehan seksual.
Dia mencontohkan salah satu kasus seperti adanya aduan seorang perempuan ke kepolisian karena ada laki-laki masuk ke kamarnya.
"Jadi nanti sudah dilecehkan (berhubungan) atau jadi korban baru ditangani. Padahal kita tidak mau sampai kejadian tersebut," kata Ija, saat hadiri podcast Tribun-Sulbar.com Jl Martadinata, Kecamatan Simboro, Mamuju, Sulbar, Senin (7/3/2022).
Seharusnya, lanjut Ija ada efek jerah kepada pelaku meskipun itu sudah ada niat akan melakukan pelecehan.
Selain itu, keberpihakan bantuan seperti visum, apalagi korban di daerah pelosok.
"Tentu banyak administrasi harus dilewati saat memperjuangkan haknya. Ini bisa menjadi salah satu alasan korban tidak mau melapor karena gugur dari administrasi dan lain-lainnya," ungkap Ija.
Sementara itu, masyarakat juga perlu ambil peran dalam segi pengawasan dan menciptakan ruang aman dilingkungan sekitar.
Karena dia yakin banyak orang mau melaporkan, akan tetapi takut dibully sehingga menurunkan niatnya melapor.
"Ini dianggap aib, sehingga enggan melapor. Karena takut dibully, makanya perlu peran semu pihak," bebernya.
Hal itu, seringkali didapatkan Yayasan Karampuang saat melakukan advokasi atas kasus pelecehan seksual.
Apalagi, pelakunya adalah orang dituakan atau punya jabatan.
"Seharusnya melindungi, malah menjadi pelaku. Paling penting edukasi karena menggoda lewat siulan bisa masuk pelecehan," tandasnya.(*)