HMI MPO Mamuju Demo
Pekerjaan Jalan Poros Mamuju Majene di Takandeang-Botteng Disebut Timbulkan Banyak Masalah
Karena dikerjakan kurang profesional, setiap hujan terjadi kemacetan panjang karena lumpul memenuhi badan jalan.
Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - HMI MPO Mamuju menyebut lambatnya pekerjaan jalan di Poros Majene-Mamuju (Takandeang-Botteng) menimbulkan banyak masalah.
Ketua HMI MPO Mamuju, Ahyar menilai pekerjaan jalan tersebut kurang profesional, sehingga menimbulkan masalah baru.
Karena dikerjakan kurang profesional, setiap hujan terjadi kemacetan panjang karena lumpul memenuhi badan jalan.
Tak jarang pengendara melintas mengalami kecelakaan.
Ahyar mengatakan, sudah sangat banyak masyarakat mengeluh akibat kondisi jalan tersebut.
"Termasuk menghambat penyaluran hasil panen para petani," kata Ahyar kepada Tribun-Sulbar.com, saat demo di kantor pelaksana jalan nasional wilayah I Sulbar, Jl Gatot Subroto Mamuju, Selasa (15/2/2022).
Bahkan, kata dia, sudah ada korban jiwa akibat kondisi jalan setiap hajan rawan longsor dan becek.
"Kami sesalkan adanya taggapan dari penangung jawab bahwa faktor alam yang menimbulkan masalah tersebut," lanjut Ahyar.
Ia meminta adanya usaha konkret dari penanggung jawab jalan untuk mengatasi masalah tersebut.
Seperti adanya usaha penyiraman ketika jalan kembali licin akibat tanah yang merembes ke badan jalan.
Serta meminta adanya solusi untuk mengatasi masalah yang dikeluhkan warga, sepert polusi udara, jalan licin dan kemacetan.
Adapun poin-poin tuntutan mereka ialah :
Mendesak seluruh stekholder untuk segera menuntaskan secepat mungkin rekonstruksi jalan trans sulawesi di Desa Takandeang
Meminta Balai Besar Pelaksanan Jalan Nasional dan kementrian PUPR dalam preservasi jalan trans sulawesi Takandeang melakukan pengawasan evaluasi koordinasi agar terjadi progresif dalam rekonstruksi pembagunan jalan.
Balai Besar Pelaksara Jalan Nasional mengambil langkah mitigasi penanggulan bencana yang berdampak kerusakaan jalan memperhatikan kondusif kenyamanan dan keselamatan lalu lintas.
Meminta Satker Pengawas Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dan perubahan strategi pekerjaan bidang jalan, evaluasi kinerja penyedia jasa serta manajemen rekayasa lalulintas.
Mengganti para pelaksana pekerjaan yang tidak berkompeten, yang menghambat pekerjaan berimplikasi pada aktivitas masyarakat.
Meminta Satker pengawas jalan nasional wilayah I untuk lebih professional dalam mengawasi rekanan yang mengerjakan pekerjaan yang melahirkaan polusi debu dan kemacetaan panjang.
Meminta Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional untuk memperhatikaan ambang batas pengerjaan dan menindak tegas rekanan yang tidak sesuai dengan target ambang batas yang ditentukaan.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli